Model-model pembelajaran
berbasis komputer (TIK)
(Makalah Sistem Informasi dan Komunikasi Manajemen
Pendidikan, Dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan)
Oleh:
Siti Julaiha
Dosen: Drs. Amron Nasution, M.Pd
FAKULTAS AGAMA
ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH
JAKARTA 1435 H/2013 M
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi
sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi
seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan
siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan
dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa
harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh
informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau
ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir
adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya,
yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah
lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu suatu
model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi
khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan
satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam
jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu :
e-learning
merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui
komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar. memfokuskan pada pandangan yang paling luas
tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).
Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan mengenai model-model
pembelajaran yang berbasis TIK tersebut.
1. COMPUTER BASED
TRAINING (CBT)
a. Sejarah lahirnya CBT
E-pembelajaran
atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di
Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
§
Tahun
1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan
aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan
CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO)
DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
§
Tahun
1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara
massal.
§
Tahun
1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet.
Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan
sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari
sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru
untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya
secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan
oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
§
Tahun
1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya
dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif
dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
b. pengertian
Sejarah lahirnya CBT
CBT atau
singkatan dari Computer Based Training merupakan merupakan media
komunikasi berbasis CD/LAN/WEB Interactive yang dibuat sebagai alat pelatihan
dan pengenalan materi internal perusahaan.
CBT merupakan
proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CDROM dan disk-based
sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah
CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan
program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya.
Pelatihan berbasis komputer (CBT) adalah kegiatan belajar yang
dapat diakses melalui komputer atau perangkat genggam. Biasanya hadir CBT
konten secara linear, seperti membaca buku online atau manual. Untuk alasan
ini, mereka sering digunakan untuk mengajarkan proses statis, seperti
menggunakan perangkat lunak atau menyelesaikan persamaan matematika. Istilah
Computer-Based Training sering digunakan bergantian dengan pelatihan berbasis
Web (WBT) dengan perbedaan utama sebagai metode pengiriman. Di mana biasanya
CBT disampaikan melalui CD-ROM, WBT disampaikan
melalui internet menggunakan web browser. Menilai belajar dalam CBT biasanya
datang dalam bentuk pilihan ganda pertanyaan, atau penilaian lain yang dapat
dengan mudah dinilai oleh komputer seperti drag-and-drop, tombol radial,
simulasi atau sarana interaktif lainnya. Penilaian dapat dengan mudah mencetak
dan direkam melalui software online, langsung memberikan umpan balik pengguna
akhir dan penyelesaian status. Pengguna seringkali mampu mencetak catatan
penyelesaian dalam bentuk sertifikat.
CBT memberikan rangsangan belajar di luar metodologi pembelajaran
tradisional dari buku teks, manual, atau ruang kelas berbasis instruksi.
Sebagai contoh, CBT user-friendly menawarkan solusi untuk memenuhi persyaratan
pendidikan berkelanjutan. Alih-alih membatasi mahasiswa untuk mengikuti kursus
atau membaca manual pencetakan, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan melalui metode yang jauh lebih kondusif untuk belajar individual
preferensi.
CBT dapat menjadi alternatif yang baik untuk bahan
pembelajaran cetak sejak rich media, termasuk video atau animasi, dengan mudah
dapat ditanamkan untuk meningkatkan pembelajaran. Keuntungan lain untuk CBTs
adalah bahwa mereka dapat dengan mudah didistribusikan ke khalayak luas pada
biaya yang relatif rendah sekali pengembangan awal selesai.
Penggunaan CBT
didalam internal perusahaan sangat informatif dan praktis, karena selain diisi
dengan materi-materi tentang perusahaan, CBT bisa memuat games/quiz sebagai
aspek hiburan terhadap karyawan perusahaan. karena berbasis CD/LAN/Web, CBT
dengan mudah terhubung dengan jaringan internal sehingga cakupan informasi
dapat dicapai secara keseluruhan office. Penggunaan CBT
dapat menekan biaya training staf oleh management, selain juga staf yang
bersangkutan bisa menyelesai training dimana saja dan kapan saja secara lebih
flexibel.
Sebuah system
CBT terdiri dari system/ platform/ software dan modul-modul pembelajaran
multimedia. System/ platform dan modul-modul ini diinstalasi pada sebuah
komputer server, yang bisa diakses di komputer-komputer klien di seluruh
jaringan intranet perusahaan. Lorco
Multimedia adalah penyedia jasa pembuatan e-learning, baik e-learning platform
maupun modul. Tim kami dapat membantu anda untuk membangun sebuah sistem
e-learning yang handal dan modul-modul multimedia pendukung yang tidak hanya
komprehensif tetapi juga kreatif dan mudah dipahami pengguna.
Modul CBT yang pernah dikerjakan:
- CBT Office Safety Ratu Prabu 2 (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT General Site Orientation (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT CHSEMS (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Electrical Safety (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Site Orientation – Field Belanak (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT H2S and Mercury (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Site Orientation – Field Rawa (PT ConocoPhillips Indonesia)
- CBT Contract Management Course (PT ConocoPhillips Indonesia.
c.
Kelebihan, kelemahan dan
optimalisasi CBT
Kelebihan Computer Based
Training (CBT) :
1)
Tampilanya bisa
menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar (video),
serta animasi.
2)
Dapat mengakses informasi
secara instan dari manapun yang dicakup dari compact dist tersebut.
3)
Menghasilkan gambar yang
lebih jelas.
4)
Program dan sistem
computer based training (CBT) yang lebih canggih lebih memungkinkan
pembelajaran mengakses lebih banyak, bukan hanya satu macam pilihan seperti
pada audiotape atau videotape.
5)
Menyediakan fasilitas
akses informasi yang lebih banyak.
6)
Dapat disesuaikan dengan
motivasi, kemampuan dan kecepatan pembelajaran.
7)
Mengurangi kekhawatiran
pembelajaran jika kurang paham.
8)
peserta dapat belajar sesuai kecepatan pemahaman masing – masing.
Ini berarti peserta yang cepat paham dapat terus belajar tanpa perlu menunggu
yang lain, sementara peserta yang lebih lambat dapat terus belajar di modul itu
hingga mengerti tanpa merasa malu atau cemas akan menghambat peserta lainnya.
9)
Siapapun
dapat belajar tanpa perlu dibatasi ruang dan waktu. Mereka dapat menyesuaikan
waktu pembelajaran sesuai dengan ketersediaan waktu mereka.
10)
Umumnya CBT dibekali dengan tutorial interaktif, latihan, simulasi
melalui video yang diakses online maupun dalam bentuk cd-rom.
Kelemahan Computer Based
Training (CBT) :
1)
Kelemahan mendasar dari
penggunaan program ini adalah tidak adanya interaksi antar manusia. jadi untuk peserta yang lebih menyukai interaksi
dalam metode pembelajaran tradisional akan melihat pembelajaran dengan metode
CBT sangat sulit bagi mereka.
2)
Memerlukan biaya mahal. (untuk
mengembangkan materi, biaya software maupun hardware yang digunakan)
Optimalisasi Computer
Based Training (CBT) :
1)
Kemahiran mengopersikan
peralatan komputer merupakan syarat utama.
2)
Bila ingin mengoperasikan,
perhatikan terlebih dahulu mekanismenya.
Jadi
metode pembelajaran tradisional di kelas maupun CBT masing – masing memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing – masing, tinggal kita menyesuaikan sesuai
kebutuhan kita masing – masing
2. COMPUTER BASED
INSTRUCTION (CBI)
a. Pengertian Computer Based Instruction (CBI)
CBI (Computer Based Instruction) adalah sebuah
pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana utama atau
alat bantu yang mengkomunikasikan materi kepada siswa (Indro, 2010). Pada CBI
komputer menjadi pusat pembelajaran (center of learning) dimana siswa berperan
lebih aktif dalam mempelajari suatu materi dengan media utama komputer. Dalam
hal ini materi pengajaran disusun secara sistematis dan dirancang dengan
menggunakan bahasa pemrograman, perangkat lunak atau software Animasi (seperti
flash dll.) Pemrograman materi pembelajaran tersebut meliputi penyampaian
informasi, pemberian contoh soal, tugas-tugas dan soal-soal latihan.
Penggunaaan CBI dalam kegiatan belajar mengajar
dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan model. Bower and Hilgard(Arifin, 2007:.
34) membagi dalam tiga model pembelajaran yaitu : Tutorial, drill-practice
procedure, mensimulasikan problem-problem actual, eksperimen tanpa menggunakan
alat dan bahan. Copper ed. (Arifin, 2007: 34) membagi dalam tiga model
pembelajaran yaitu : presentasi kelas, demonstrasi, simulasi. Sedangkan Heinich,
et al (Arifin, 2007:. 34) mengembangkan ke dalam enam model, yaitu Tutorial,
praktek dan latihan (drills and practice), simulasi (simulation), permainan
(games), penemuan (discovery), dan pemecahan masalah (problem solving).
Terkadang orang seringkali menyamakan metode
CBI dengan CAI (Computer Assisted Instruction), padahal keduanya merupakan 2
metode yang berbeda. Adapun perbedaannya:
a. CAI : Peran guru
tidak semuanya hilang dan computer hanya berperan sebagai pendamping guru dalam
menyampaikan materi pelajaran.
b.CBI : Computer
menjadi pusat pembelajaran dimana siswa berperan aktif dalam mempelajari suatu
materi dengan madia utama computer.
Computer Based
Instruction (CBI) merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
yang menggunakan komputer dalam proses belajar mengajarnya. CBI merupakan
istilah umum untuk segala kegiatan belajar yang menggunakan komputer, baik
sebagian maupun secara keseluruhan (Hermawan, 2003 : 31). Selanjutnya Munir
mengungkapkan dalam bukunya bahwa peran yang dimainkan oleh komputer dalam
kelas tergantung kepada tujuan pengajaran dan pembelajaran itu sendiri (Munir,
2008 : 97). Langkah-langkah berikut berguna untuk memastikan bahwa komputer
memainkan peranan yang terbaik sebagai alat bantu mengajar untuk meningkatkan
mutu pengajaran dan pembelajaran (Bramble dalam Munir, 2008 : 97), yaitu:
- Menentukan sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
- Membuat isi pengajaran dan menentukan dimana serta bagaimana komputer bisa digunakan secara efektif di dalamnya.
- Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional) untuk menentukan di mana komputer bisa digunakan untuk meningkatkan pencapaian sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
- Memberi penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional) untuk menentukan bagaimana kekurangan dalam metodologi yang diharapkan dapat diperbaiki untuk memaksimalkan penggunaan komputer secara lebih efektif.
- Merancang proses pengajaran dan pembelajaran serta operasionalnya sesuai hasil kajian yang diperoleh dari keempat langkah-langkah sebelumnya.
b. Konsep CBI di dalam
pembelajaran
Pembelajaran berbasis
komputer di dalam kelas pada hakekatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dibutuhkan
kerjasama diantara setiap pihak di dalam kelas. Walaupun dalam CBI ini komputer
memegang peranan vokal, namun posisi guru tidak bisa digantikan sepenuhnya.
Peran guru yang pada konsep pembelajaran tradisional bersifat sebagai mediator
dan pusat pembelajaran, pada konsep CBI guru lebih berperan sebagai organisator
dan fasilitator pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Davis dalam
bukunya bahwa sistem pembelajaran menyangkut pengorganisasian dari perpaduan
antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan
dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai
tujuan (Davis, 1974 : 30). Oleh karena itu, guru harus memenuhi kualifikasi
tertentu agar berperan dengan baik dalam pembelajaran berbasis komputer.
Di semua bidang
teknologi, kepakaran dari pengguna dalam menggunakan suatu teknologi merupakan
faktor yang dapat menentukan keberhasilan teknologi tersebut. Demikian
pula dengan pengguna TIK di dalam kelas. Meskipun kebanyakan software
multimedia memiliki ciri-ciri mudah digunakan (user friendly) tetapi kemahiran
pengajar dan peserta didik menggunakan software multimedia merupakan faktor
penting dalam menentukan keberkesanannya dalam proses belajar mengajar
(Munir, 2008 : 99).
Selanjutnya Bramble
mengemukakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengajar (Bramble dalam Munir,
2008 : 98) dalam hal ini meliputi:
- Pengoperasian dan pemeliharaan perangkat keras.
- Pengetahuan tentang pemilihan perangkat lunak yang sesuai untuk pengajaran.
- Integrasi pengajaran dan pembelajaran melalui komputer dalam kurikulum.
- Teknik-teknik pengajaran menggunakan komputer.
- Pengetahuan tentang fungsi bantuan pengajaran (instructional support functions) yang disediakan oleh suatu komputer.
- Kepekaan terhadap teknologi terkini.
Adapun kemampuan yang
harus dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK meliputi :
- Pengetahuan dalam mengoperasikan perangkat keras.
- Kemampuan digunakan. dalam mengoperasikan perangkat lunak yang
- Pemahaman tentang pengoperasian dan peraturan-peraturan keamanan dalam penggunaan perangkat keras dan lunak.
- Pengetahuan tentang tindakan yang perlu dilakukan apabila masalah - masalah yang terjadi kemudian bermunculan.
5.
Tujuan
ComputerBased Instruction
c.
Beberapa tujuan
CBI sebagai berikut.
ü Tujuan dari pembelajaran melalui CBI model
tutorial adalah untuk memberikan “kepuasan” atau pemahaman secara tuntas
(Mastery) kepada siswa mengenai materi atau bahan pelajaran yang sedang
dipelajarinya.
ü Tujuan dari Instructional games adalah untuk
menyediakan suasana (lingkungan) yang memberikan fasilitas belajar yang
menambah kemampuan siswa.
ü Dengan menggunakan berbagai macam modul multimedia yang berbeda, perangkat lunak dapat membantu mengajar siswa potongan bahan kurikulum. Siswa mulai belajar melalui penggunaan tutorial, terus belajar melalui praktek dibimbing, menambah pemahaman mereka dengan menonton animasi atau menjalankan simulasi, menikmati menerapkan materi belajar dengan bermain game, dan akhirnya, menunjukkan bahwa mereka telah belajar materi dengan
mengambil tes.
3. DISTANCE LEARNING
a.
Sejarah
Distance Learning
Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan antara
tiga perkembangan teknologi dan tadisi, yaitu : distance learning,
computer-conveyed education, dan teknologi internet (internet technology).
“Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat, Perancis,
Jerman, dan Inggris pada pertengahan tahun 1800. Pada tahun 1840, Sir Isac
Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat. Dan pada tahun 1980 an,
International Correspondence Schools (ICS) membenagun metode perkuliahan “home-study
courses” yang pada saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu.
Banyak sekali sistem pembelajaran jarak jauh yang telah diterapkan, yang
pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori : sistem berbasis video dan
sistem berbasis data. Sistem berbasis video mulai muncul tahun 1960-an dimana ketika itu
merupakan era meluasnya kepemilikan televisi. Dengan merekam materi belajar ke
dalam kaset video dan diputer pada stasiun-stasiun televisi, sistem ini
memiliki jangkauan geografis yang cukup besar. Salah satu kelemahan sistem ini
adalah kurangnya interaksi dan komunikasi dua arah antara pengajar dan peserta.
Untuk sistem berbasis data dapat kita klasifikasikan dalam dua kategori :
groupware dan internet. Pada groupware, biasanya menggunakan perangkat lunak
yang termasuk dalam kategori computer-supported coorperative (cscw), dimana
melalui perangkat lunak ini, sudah tersedia layanan seperti electronic
messaging, data conferencing, dan messaging gateways. Pada goupware ini
aplikasi komputer untuk sistem pembelajaran jarak jauh digolongkan menjadi
empat kategori:
§
Computer Assisted Instruction (CAI) – menggunaan komputer sebagai media
pengajar (teaching machine) untuk menampilkan pelajaran. Ada beberapa Model
CAI, antara lain : untuk latihan dan praktek, tutorial, simulasi dan game, dan
pemecah masalahah (problem solving)
§
Computer Managed Instruction (CMI) – menggunakan penyimpanan komputer , dan
mempunyai kemampuan untuk mengorganisasi perintah dan aktivitas murid dan hasil
kemajuan (progress).
§
Computer Mediated Communication (CMC)-menggunakan aplikasi komputer sebagai
fasilitas komunikasi. Sebagai contoh electronic mail, computer confrencing, dan
bulletin board.
§
Computer-Based Multimedia – ini adalah generasi yang sedang dikembangkan
karena mempunyai kemampuan yang powerful, fleksibel, nyaman. Computer based
multimedia mengintegrasikan berbagai macam video, voice, dan teknologi komputer
kedalam sebuah sistem yang dapat dikirim dan diakses dengan mudah.
Internet berkembang sangat cepat sekali pada tahun 1990 an. Dengan
munculnya berbagai teknologi web, menjadikan web adalah media yang menarik
dengan tampilan dan content yang kompleks. Pada internet , sistem ini
menggunakan layanan-layanan standar seperti World Wide Web (WWW), File Transfer
Protokol (FTP), dan lain sebagainya yang berbasis pada protokol TCP/IP (
Transfer Control Protokol/Internet Protokol).
Dengan
kemajuan teknologi yang sudah ada sekarang ini, teknologi yang pada awalnya
masih terpisah dapat dijadikan satu kesatuan, kita dapat menemukan solusi yang
lebih komprehensif. Kita dapat memasukan
materi-materi video ke dalam jaringan internet dengan terlebih dulu melakukan
perubahan format video itu sendiri, Maka dari itu kita dapat memiliki sebuah
sistem yang berbasis video, groupware, dalam jaringan internet berbasis TCP/IP.
b.
Pengertian
Distance Learning
Distance Learning (Belajar Jarak Jauh)
mempunyai beberapa definisi antara lain
yang dikemukakan oleh Keegan, D.,”distance education
& training result from the technological separation of teacher &
learner which frees the student from the necessity of traveling to “a fixed
place, at a fixed time, to meet a fixed person, in order to be trained” . Sedangkan e-learning mempunyai difinisi: the systematic use of networked multimedia computer technologies to empower
learners, improve learning, connect learners to people and resources supportive
to their needs, and to integrate learning with performance and individual with
organizational goals. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa distance learning merupakan salah satu bagian/
makna dari e-learning.
Distance Learning merupakan suatu sistem
pembelajaran yang menggunakan dua pendekatan secara filosofi dan penggunaan
teknologi. Filosofi dari distance learning adalah menurunkan barrier ke
pendidikan dan memungkinkan peserta ajar untuk belajar sesuai dengan yang
diinginkan, waktu yang diinginkan dan dapat berlangsung dengan tempat berbeda.
Sedangkan teknologi digunakan sebagai media proses pembelajaran.
Dengan adanya Distance
Learning ini diharapkan ada tiga kategori pengembangan, yaitu: mengkonversi
adanya sistem belajar mengajar tatap muka yang konvensional menjadi lebih
fleksibel dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan model video
conference atau dengan model e-learning (v-class dan v-lab), menjadikan
institusi pendidikan jarak jauh yang diakui kreditnya, dan mengkonversi
pengajar konvensional, dan bahan ajar menjadi sistem elektronik.
Dengan adanya distance
learning ini, diharapkan memberikan kemudahan bagi peserta ajar dan dosen untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Konsep dari pembelajaran jarak jauh
yang lebih dikenal dengan istilah distance learning atau distance education,
yaitu suatu sistem pendidikan dimana terdapat pemisahan antara pengajar dan
siswa baik secara ruang dan/atau waktu. Disarankan kepada stakeholder untuk
mengadakan identifikasi kebutuhan belajar, gaya belajar, dan infrastruktur
sebelum memulai distance learning.
Dari
pendapat tersebut tampak bahwa belajar jarak jauh yang kadang disebut juga
dengan istilah e-learning merupakan sistem pembelajaran yang dirancang khusus
menggunakan alat komunikasi elektronik. Belajar jarak jauh lebih murah dan kondisi geografis tidak menjadi
halangan. Peserta pembelajaran yang memiliki masalah dalam penjadwalan dan
jarak bisa mendapatkan keuntungan sebab pendidikan jarak jauh lebih fleksibel
dalam waktu dan dapat disampaikan hampir di mana saja.
Greenberg
(1998) mendefinisikan pembelajaran jarak jauh sebagai "sebuah rencana
pengajaran/pengalaman belajar yang menggunakan spektrum yang luas dari
teknologi untuk menjangkau peserta didik di kejauhan dan dirancang untuk
mendorong interaksi peserta didik belajar dan sertifikasi". Sedangkan Teaster dan Blieszner (1999) berpendapat "istilah
pembelajaran jarak jauh telah diaplikasikan ke berbagai metode
instruksional".
Proses distance learning bisa secara synchronous, di mana pengajar dan
peserta didik dapat berinteraksi dalam waktu yang sama walaupun tidak dalam
satu tempat, seperti contohnya teleconference.
Sedangkan Asynchronous, peserta didik
berinteraksi dapat pada waktu yang tidak sama dan tempat yang tidak sama juga,
contohnya media Compact-disk (CD),
dan e-learning. Distance learning juga dapat memperluas jangkauan dan jumlah
peserta didik (Kozlowski, 2002).
Dari definisi tersebut
kita dapat melihat bahwa peserta didik dan instruktur/penyaji/ widyaiswara
dipisahkan oleh ruang, tetapi belum tentu oleh waktu. Sebab saat ini kita bisa
langsung melakukan chatting, menggunakan webcam untuk berkomunikasi, video
instruksional, video conference interaktif, dan lain-lain.
Distance
Learning atau pembelajaran jarak jauh, adalah bidang pendidikan yang berfokus
pada pedagogi, teknologi, dan desain sistem instruksional yang bertujuan untuk
memberikan pendidikan kepada para siswa yang tidak secara fisik "di
situs" di kelas tradisional atau kampus. Ini telah digambarkan sebagai
"suatu proses untuk membuat dan menyediakan akses untuk belajar ketika
sumber informasi dan peserta didik dipisahkan oleh waktu dan jarak, atau
keduanya". Dengan kata lain, pembelajaran jarak jauh adalah proses
menciptakan pendidikan pengalaman kualitas yang sama bagi pelajar terbaik
sesuai dengan kebutuhan mereka di luar kelas. program pendidikan Jarak Jauh
yang memerlukan kehadiran fisik di tempat karena alasan apapun (termasuk
mengambil ujian) dianggap kursus hibrida atau dicampur studi. Teknologi baru
ini menjadi banyak digunakan di universitas-universitas dan lembaga di seluruh
dunia. Dengan tren baru-baru ini kemajuan teknologi, pembelajaran jarak jauh
menjadi lebih diakui untuk potensialnya dalam memberikan perhatian individual
dan komunikasi dengan siswa internasional. Kutipan teori pedagogis dari
pendidikan jarak jauh adalah "jarak transaksional".
c. Peran-peran Utama dalam
Distance Learning
Dibawah ini adalah
deskripsi singkat mengenai peran-peran kunci utama dalam pembelajaran jarak
jauh :
·
Siswa (student), peran utama dari siswa disini adalah belajar. Dalam proses
pembelajaran jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang baik, motivasi,
perencanaan, dan kemampuan untuk menganalisa materi perkuliahan, tugas, dan tes
yang diberikan seorang instruktur kepada siswa. Kemampuan berinteraksi antara
dosen dengan siswa sangat bergantung pada hubungan teknis (technical linkage)
yang menjembatani batasan antara kelas yang terpisah dengan partisipasi siswa.
·
Kampus (faculty), kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini
sangat ditentukan oleh kampus. Pada sistem kelas tradisional, tanggung jawab
seorang isntruktur adalah memberikan materi kursus dan memberikan keperluan
yang dibutuhkan siswa. Hal yang menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar
secara jarak jauh. Seorang instruktur harus mampu membuat sistem pemahaman yang
mudah, mengadaptasikan cara mengajar antara sistem kelas tradisional dengan
teknologi dari sistem pembelajaran jarak jauh.
·
Fasilitator, sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar. Agar efektif
maka fasilitator harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa
dengan pengajar.
·
Staff pendukung (support staff), secara individual bagian ini tidak begitu
menonjol, tetapi pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari
support service sangat menentukan dari kesuksesan distance learning, yang
antara lain adalah dalam sistem pendaftaran mahasiswa (regsitration),
penggandaan dan penyebaran materi, pengaturan jadwal (schedulling), pemrosesan
laporan penilaian (grades), pengaturan hal teknis, dan lain sebagainya.
·
Administrator, meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada
perencanaan awal sistem distance learning, tapi administrator juga berperan
sebagai consensus builder, pengambil keputusan (decision maker), refree.
Administrator bekerja secara personal dan memastikan resource dan teknologi
yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif, dan selalu bertanggung jawab
dalam memaintenance sistem.
d.
Jenis program Distance Learning
1)
Correspondence dilakukan melalui surat biasa
2)
Internet dilakukan baik sinkron atau asynchronous
3)
Telecourse / Penyiaran, di mana konten yang disampaikan melalui
radio atau televise
4)
CD-ROM, di mana siswa berinteraksi dengan konten komputer
disimpan pada CD-ROM
5)
PocketPC / Mobile Belajar dimana mahasiswa mengakses isi
kursus yang tersimpan pada perangkat mobile atau melalui server nirkabel
6)
Pembelajaran jarak jauh Terpadu, integrasi hidup,
pengajaran dalam kelompok atau interaksi dengan kurikulum pembelajaran jarak
jauh
d. Manfaat Distance Learning
1)
Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua
penjuru Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena
tidak memerlukan ruang kelas. Guru
dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena
yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau
intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan mengurangi biaya
operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung,
transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
2)
Tidak terbatas oleh waktu. Pembelajar dapat menentukan kapan saja
waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Proses
pembelajaran ini sangat cocok diterapkan bagi karyawan/pegawai. Proses
pendidikan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Sehingga,
karyawan/pegawai masih tetap berkontribusi bagi perusahaan tempat mereka
bekerja.
3)
Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik,
bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan peserta didik.
4)
Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing
pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat
menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih memerlukan waktu untuk
mengulangi kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya
tanpa tergantung pada pembelajar lain atau pengajar.
5)
Keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Mengingat, materi
pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui
sesuai dengan perkembangan IPTEK. Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban
dapat terjamin.
6)
Pembelajar jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif,
sehingga menarik perhatian pembelajar.
e.
Kelebihan Distance Learning
Keuntungan yang
diperoleh dari sistem pembelajran jarak jauh berbasis web ini antara lain :
1) Menghemat biaya
Teknologi yang
menggunakan sistem distance learning ini akan lebih menghemat 40-60% biaya
pendidikan pada sistem kelas tradisional. Sistem ini akan mengurangi
biaya-biaya utama yang harus dikeluarkan baik siswa, dosen, dan kampus. Biaya
yang dihemat antara lain pada :
ü Biaya Perjalanan,
hampir 40% biaya pendidikan adalah pada biaya perjanlalan ., yang antara lain
digunakan untuk membayar transportasi bis, taxi, parkir, makan, dan lain
sebagainya.
ü Biaya Fasilitas dan
Penyelenggaraan, sistem distance learning berbasis web ini akan mengemat biaya
untuk penyediaan fasilitas kelas seperti meja, kursi, whiteboard, dan berbagai
macam kebutuhan kelas lainnuya. Dengan menggunakan virtual library, simulasi,
dan sistem on-line akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kampus
sebagai penyelenggara pendidikan.
ü Biaya Administrasi,
dengan sistem ini administrasi kampus akan lebih mudah dan ringan. Pekerjaan
bagi seorang administrasi seperti : pendaftaran mahasiswa, penyebaran dan
penyediaan materi kuliah, pengaturan penilain, pengumpulan saran-saran, dan
lain sebagainya tidak perlu dilakukan secara manual.
ü Biaya Gaji, seorang
pekerja atau dosen akan dibayar sesuai dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk
proses mengajar. Meskipun waktu proses belajar mengajar sistem Distance
learning berbasis web dengan sistem kelas tradisional hampir sama, tetapi biaya
yang digunakan untuk biaya transportasi dan akomodasi akan terkurangi. Sebagai
contoh seorang dosen yang mengajar untuk tiga hari pertemuan, tetapi dia
diasumsikan mebutuhkan waktu lima hari untuk berangkat dan kepulangan. Dengan
sistem ini biaya tiga hari kuliah akan dibayar tiga hari gaji.
MCI WorldCom University telah menggunakan sistem training secara on-line dan telah menghemat biaya sebesar $2.68 million USD pada tahun 1998, yang digunakan untuk travel, penyediaan fasilitas, gaji ($ 1500 per siswa), dan pengemabngan infrastruktur lainnya.
MCI WorldCom University telah menggunakan sistem training secara on-line dan telah menghemat biaya sebesar $2.68 million USD pada tahun 1998, yang digunakan untuk travel, penyediaan fasilitas, gaji ($ 1500 per siswa), dan pengemabngan infrastruktur lainnya.
2) Memperbaiki Sistem
Pengajaran
Meskipun sebuah sistem
baru, implementasi distance learning ini dalam proses pengajaran sangat banyak,
antara lain :
ü Memperbanyak aktifitas siswa
Dengan sistem ini akan menuntut siswa untuk lebuh
aktif . Siswa tidak hanya duduk dan medengarkan saja, tetapi dia akan lebih
aktif dan harus bepikir. Siswa akan lebih mengontrol sistem pembelajarannya
sendiri. Dengan kondisi ini maka siswa akan merasa lebih bertanggung jawab dan
belajar secara efektif.
ü Memperluas dalam
perolehan sumber data dan sumber pengetahuan (knowledge resource)
Dengan terkoneksi internet secara global maka siswa
dapat mengeksplorasi sendiri sumber-sumber data untuk dipelajari dan
dianalisis. Internet yang menyipan berjuta-juta informasi dapat menjadi media
perpustakaan bagi siswa.
ü Kerjasama
Dengan menggunakan discussion board maka siswa dapat
saling berkomunikasi untuk berdiskusi, berdebat, dan saling bertuka pikiran
dengan sesama siswa, dosen, bahkan orang luar secara global menggunakan koneksi
internet.
ü Lebih nyaman
Dari berbagai penelitian dipeoleh data bahwa sekitar
81% siswa merasa lebih nyaman menggunakan sistem pembelajran jarak jauh ini.
Mereka lebih memiliki keberanian untuk bertanya kepada instruktur dan
mendapatkan jawaban dari permasalahan mereka sesuai kebutuhan mereka.
ü Kebebasan siswa dan Universalitas
Distance learning ini mampu menyesiakan dengan
berbagai type siswa dan personalitas seperti : kecepatan berpikir, masalah
bahasa (verbal), akititas siswa, introvet/ekstrovet, dan lain sebagainya. Semua
siswa akan merasa diperlakukan sama. Dengan demikian siswa akan lebih merasa
bebas dan mampu berkonsentrasi kepada proses belajarnya daripada harus
mempermasalahkan masalah sosial yang muncul. Cukup menggunakan sandal dan
piyama siswa dapat mengikuti proses belajar.
Dengan metode ini siswa dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran dan penjadwalannya (schedule). Seorang siswea dapat belajar dengan waktu yang lama, dimana seharusnya dalam sebuah perkuliahan membutuhkan waktu beberapa jam. Dan dia dapat mengulangi pelajaran kapan pun bila mungkin mengalami sebuah kesulitan atau mungkin begitu tertarik terhadap mata kuliah tersebut.
Hal ini akan memberikan sisi positif terhadap siswa yaitu menciptakan rasa bertanggung jawab dan disiplin pribadi terhadap apa yang telah dilakukan.
Dengan metode ini siswa dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran dan penjadwalannya (schedule). Seorang siswea dapat belajar dengan waktu yang lama, dimana seharusnya dalam sebuah perkuliahan membutuhkan waktu beberapa jam. Dan dia dapat mengulangi pelajaran kapan pun bila mungkin mengalami sebuah kesulitan atau mungkin begitu tertarik terhadap mata kuliah tersebut.
Hal ini akan memberikan sisi positif terhadap siswa yaitu menciptakan rasa bertanggung jawab dan disiplin pribadi terhadap apa yang telah dilakukan.
ü Kemudahan Pengajar
Seorang instruktur akan lebih mudah mengajar karena
dia dapat memeberikan materi kuliah dari mana saja dengan sebuah koneksi
internet. Dengan demikian akan megurangi biaya transportasi seorang instruktur
dan menghemat waktu.
Dan seorang instruktur dapat melakukan penilaian aktivitas siswa, nilai mid, ujian akhir secara penilaian otomatis yang dibuat pada sistem pembelajaran jarak jauh ini.
Dan seorang instruktur dapat melakukan penilaian aktivitas siswa, nilai mid, ujian akhir secara penilaian otomatis yang dibuat pada sistem pembelajaran jarak jauh ini.
ü Materi kuliah yang
lebih dinamis
Seorang instruktur dapa menambah mata kuliah kapan pun
dengan cepat. Dia dapat mengirimkan materi dari rumah ketika dia tadi lupa
memberikan kuliah ataupun ketika dia mempunyai sebuah inspirasi baru tentang
materi kuliah. Dengan demikian maka informasi materi kuliah dapat up to date.
ü Skalabilitas yang lebih
luas
Dengan menggunakan perkuliahan berbasis web ini, maka
masalah skalabilitas terhadap jumlah siswa (participant) tidak menjadi masalah
lagi,. Jumlah 10 atau 100 siswa pun tetap sama bagi seorang dosen dalam
mengajar, sehingga energi yang dikeluarkan untuk mengjar akan menjadi lebih
kecil.
ü Membentuk sebuah
komunitas
Dengan Web orang mampu membuat komunitas yang mana orang dapat bertukar
pikiran dan ilmu pengetahuan dengan mudah dan kapan saja. Sehingga orang dapat
berinteraksi satu sama lain., dengan demikian akan menjadikan sisi humanisme
dai teknologi ini.
f.
Kekurangan Distance Learning:
1)
Tingginya kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara
pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan
terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada
motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya
program pembelajaran.
2)
Kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera
mungkin apabila si pembelajar mendapatkan kesulitan. Si pembelajar harus
menunggu pengajar untuk membuka internetnya.
3)
Pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi
kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar
merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan
pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan
visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena setiap akhir paket
pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
4)
Pengguna jasa internet masih sedikit. Meskipun bisnis internet
sudah cukup berkembang pesat, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa, itu berarti dapat dikatakan jumlah
50.000 pelanggan masih sangat sedikit.
5)
Jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih
kurang, sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service provider
yang bandwidth-nya sudah penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses
pembelajaran jarak jauh on-line.
6)
Mengubah paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas
menjadi belajar mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah. Hal ini memerlukan
proses pengedukasian masyarakat secara terus-menerus.
7)
Harga perangkat komputer masih dirasakan sangat mahal. Meksipun ada
beberapa kelemahan dalam sistem pembelajaran jarak jauh on-line dan kendala
dalam penyelenggaraannya, tetapi mengingat keunggulan dan prospek
penyelenggaraan ke depan serta untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat
secara luas, -- terutama bagi mereka yang tidak tertampung dalam ruang belajar
di kelas, atau masyarakat yang masih jauh dari pusat pendidikan -- program itu
perlu bagi penyelenggara pendidikan untuk menyelenggarakan sistem pendidikan
jarak jauh on-line ini
4.
DISTANCE
EDUCATION
Pendidikan jarak jauh (PJJ) berkembang sudah
lama sebelum kita di Indonesia menggunakannya. Banyak definisi yang digunakan
untuk PJJ. JW.keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan
definisi PJJ yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Dia melakukan analisis
dan menelaah di berbagai definisi yang hamper sama, mulai dari definisi Doamen
(1967), Meckenzie, Christense; dart Rigby (1968); Undang-Undang Pendidikan
Perancis (1971); Peters (1973), Holmberg (1977) dan membuat sintese mengenai
definisi-definisi tersebut. Menurut dia ada eman unsur dasar pengertian (six
defining elements) Pendidikan Jarak Jauh yang dapat diketengahkan, yaitu:
- Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan PJJ dari pendidikan konvensional.
- Adanya lembaga yang mengelola PJJ. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti PJJ dari orang yang belajar sendiri (self study).
- Digunakannya media ( biasanya media tercetak) sebagai sarana untuk menyajikan isi pelajaran.
- Diselenggarakannya system komunikasi dua arah antara guru dan siswa atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat darinya. Dalam hal ini siswa dapat berinisiatif untuk terjadinya komunikasi itu.
- Pada dasarnya PJJ itu bersifat pendidikan individual. Pertemuan tatap muka untuk melengkapi proses pembelajaran berkelompok maupun untuk sosialisasi dapat bersifat keharusan (compulsory), pilihan (optional), ataupun tidak ada sama sekali tergantung kepada organisasi penyelenggaranya.
Definisi
tersebut berlaku bagi berbagai sistem atau model PJJ yang menggunakan nama yang
berbeda-beda seperti Correspondence School, Distance Learning, Home Study,
Independent Learning, dan masih banyak lagi istilah lain. Definisi itu bahkan
juga masih berlaku bila diterapkan pada sistem PJJ baru yang sekarang sedang
banyak diminati orang yaitu, On-line Learning, Virtual Learning atau
e-Learning.
Belajar jarak jauh atau
disebut juga pendidikan jarak jauh dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi
modern dalam kegiatan pembelajaran tanpa kehadiran guru secara langsung. Belajar jarak
jauh lebih popular dideskripsikan sebagai belajar melalui telekomunikasi.
Secara lebih formal, belajar jarak jauh didefinikan sebagai suatu bentuk cara
belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·
Terpisah secara
fisik
·
Program pembelajaran terorganisasi
·
Lebih banyak
belajar mandiri
·
Pebelajar dapat
belajr dimana saja
·
Menggunakan
media telekomunikasi
·
Komunikasi dua
arah.
Belajar Jarak Jauh dan Telekomunikasi
Belajar jarak
jauh dalam arti yang sangat luas menurut Dabbagh & Ritland (2005), dapat diimplementasikan
melalui aplikasi berbagai teknologi, meliputi audio, video, dan computer, atau
teknologi digital. Teknologi dalam tiap kategori tersebut membantu interaksi.
Peranan Pendidikan Jarak Jauh
1. Peranan Pebelajar
Pebelajar menjadi lebih
terlibat dalam kegiatan belajar, namun tetap menjadi tanggungjawab guru untuk
mengorganisasikan pelajaran dan meningkatkan interaksi serta membimbing
pebelajar bagaimana berinteraksi dengan secara tepat.
2. Peranan Guru
Agar guru dapat mengadakan
pengawasan dan berpartisipasi aktif dalam kaitannya dengan semua program
pembelajaran, perlu memperhatikan hal-hal sebagai beriktu:
a. meningkatkan interaksi dengan
guru-pebelajar, pebelajar-pebelajar yang lain
b. Menjawab pertanyaan di tempat manapun
c. Membantu pemecahan masalah dengan segera
d. Menyiapkan quiz dan lembar kerja
untuk latihan
e. Bertanggungjawab dalam hal pengoperasian alat dan memecahkan kesulitan
peralatan.
3. Peranan Teknologi
Dengaan
teknologi untuk BJJ yang menyandarkan pada televisi, atau video, guru perlu
merubah keberadaan materi pembelajaran.
Fungsi Komunikasi Pembelajaran
Smaldino (2005) mengemukakan beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
a. Penyajian informasi
b. Interaksi guru-pebelajar
c. Interaksi pebelajar-pebelajar
d.
mengakses
sumber-sumber belajar
Teknologi
Pendukung Belajar Jarak Jauh
Teknologi pendukung
dikelompokkan ke dalam 2 kategori:
1) PJJ yang Sinkron
1) PJJ yang Sinkron
Merupakan pembelajaran yang terjadi pada waktu
yang sama, meskipun tidak dalam tempat yang sama. Beberapa teknologi pendukung
PPJ yang sinkron adalah telepon, speakerphone, conference call, video conferencing,
dan internet chat.
2) PJJ yang tidak sinkron
Guru dan pelajar dapat berpartisipasi pada waktu yang berbeda dari lokasi
yang sama atau lokasi yang berbeda. Teknologi yang mendukung adalah telepon,
faximile, e-mail, konferensi elektronik, kelas web site Distance Learning.
5. Cybernetic Learning Environment (CLE)
A.
Pengertian
Belajar Menurut Teori Sibernetik
Istilah
sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot).
Istilah Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi
sibernetika, pertama kali digunakan th.1945 oleh Nobert Wiener dalam bukunya
yang berjudul Cybernetics. Nobert mendefinisikan Cybernetics
sebagai berikut, " The study of control and communication in the animal
and the machine." Istilah sibernetika digunakan juga oleh Alan
Scrivener (2002) dalam bukunya 'A Curriculum for Cybernetics and Systems
Theory.' Sebagai berikut "Study of systems which can be mapped using
loops (or more complicated looping structures) in the network defining the flow
of information. Systems of automatic control will of necessity use at least one
loop of information flow providing feedback." Artinya studi mengenai
sistem yang bisa dipetakan menggunakan loops (berbagai putaran) atau susunan
sistem putaran yang rumit dalam jaringan yang menjelaskan arus informasi.
Sistem pengontrol secara otomatis akan bermanfaat, satu putaran informasi
minimal akan menghasilkan feedback. Sementara Ludwig Bertalanffy memandang
fungsi sibernetik dalam berkomunikasi. "Cybernetics is a theory of
control systems based on communication (transfer of information) between
systems and environment and within the system, and control (feedback) of the
system's function in regard to environment. Sibernetika adalah teori sistem
pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara
sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari
sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan.
Seiring perkembangan teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang pesat. Teknologi ini juga dimanfaatkan dunia pendidikan terutama guru untuk berkomunikasi sesama relasi, mencari handout (buku materi ajar), menerangkan materi pelajaran atau pelatihan, bahkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya 'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai : INPUT => PROSES => OUTPUT.
Seiring perkembangan teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang pesat. Teknologi ini juga dimanfaatkan dunia pendidikan terutama guru untuk berkomunikasi sesama relasi, mencari handout (buku materi ajar), menerangkan materi pelajaran atau pelatihan, bahkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya 'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai : INPUT => PROSES => OUTPUT.
Teori
sibernetik diimplementasikan dalam beberapa pendekatan pengajaran (teaching
approach) dan metode pembelajaran, yang sudah banyak diterapkan di
Indonesia. Misalnya virtual learning, e-learning, dll.
Menurut teori
sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan
dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih
utama lagi adalah sistem informasi yang akan dipelajari siswa.
1.
Asumsi lain
dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal
untuk situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi, sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh
seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin
akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
2.
Aliran-Aliran
Teori Sibernetik, Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori sibernetik telah
dikembangkan oleh Landa (dalam pendekatan yang disebut algoritmik dan
heuristik), Pask dan Scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist
dan tipe serial serialist), atau pendekatan-pendekatan lain yang berorientasi
pada pengelolaan informasi.
2.1.Teori belajar menurut Landa.
Menurut Landa,
ada dua macam proses berfikir, di antaranya :
a.
Proses berpikir
algoritmik, yaitu proses berpikir sistematis, tahap demi tahap, linear,
konvergen, lurus enuju kesatu target tujuan tertentu.
Contoh: kegiatan menelepon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain.
Contoh: kegiatan menelepon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain.
b.
Cara berpikir
heuristik, yaitu cara berpikir devergen, menuju beberapa target tujuan sekaligus.
Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya
menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristik.
Contoh: Operasi
pemilihan atribut geonetri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dan lan-lain.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika
apa yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui
ciri-cirinya. Suatu materi lebih tepat disajikan dalam urutan teratur, linier,
sekuensial. Materi lainnya lebih tepat disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi
keleluasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berfikir.
2.2.Teori belajar menurut Pask dan Scott
Menurut Pask
dan Scott, ada dua macam cara berpikir yaitu cara berpikir serialis dan cara
berpikir wholist atau menyeleruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya
memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Sedangkan cara berpikir
menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung
ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi.
·
Siswa tipe
wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling
umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus.
·
Sedangkan siswa
tipe serialist cenderung berpikir secara algoritmik.
Teori sibernetik sebagai teori belajar dikritik
karena lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, sedangkan
bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh
sistem informasi yang dipelajari teori ini memandang manusia sebagai
pengolahan informasi, pemikir, dan pencipta. Sehingga diasumsikan
manusia mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.
B.
Aplikasi Teori
Belajar Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran.
Aplikasi Teori
Belajar Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran
sebagaimana yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irwan (2001) baik diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
sebagaimana yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irwan (2001) baik diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Menentukan
tujuan-tujuan pembelajaran
2.
Menentukan
materi pembelajaran
3.
Mengkaji sistem
informasi yang terkandung dalam materi pelajaran
4.
Menentukan
pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah
algoritmik atau heuristik)
5.
Menyusun materi
pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
6.
Menyajikan
materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan
materi pelajaran.
C.
Implementasi
Teori Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran
Dalam
implementasinya, teori belajar sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa
tokoh, diantaranya adalah pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada
pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Gage dan Berline, Biehler, Snowman,
Baine, dan Tennyson.
Teori
pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi, yaitu:
1.
Bahwa antara
stimulus dan respon berpijak pada tiga asumsi, yaitu: Pemrosesan informasi
dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
2.
Stimulus yang
diproses melalui tahap-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun
isinya.
3.
Salah satu dari
tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga
asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen. Komponen struktur dan
pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol). Komponen-komponen
pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas bentuk
informasi, serta proses terjadinya “lupa” dan Ketiga komponen
tesebut adalah:
a.
Sensory
Recoptor (SR)
Sensory Recptor
(SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi
diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya,
bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau
berganti.
b.
Warking Memory
(WM)
Working Memory
(WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang
diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas
terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa
pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari
stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan
jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
c.
Long Term
Memory (LTM)
Dalam Long
Term Memory (LTM) diasumsikan :
1)
Berisi semua
pengetahuan yang telah dimiliki individu
2)
Mempunyai
kapasitas tidak terbatas
3)
Sekali
informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Persoalan lupa
pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali
informasi yang diperlukan. Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Asubel
(1968) mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi struktur
kognitif yang telah dimiliki individu.
Berpijak pada kajian diatas, Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan bahwa pengetahuan ditata di dalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci.
Berpijak pada kajian diatas, Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan bahwa pengetahuan ditata di dalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci.
Proses
pengelolaan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding),
diikuti dengan penyimpanan informasi (stroge), dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrival).
Teori belajar
pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal
yang mencakup beberapa tahapan. Tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai
cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam
kegiatan belajar adalah :
1.
Menarik
perhatian
2.
Memberitahukan
tujuan pembelajaran kepada siswa
3.
Merangsang
ingatan pada pra syarat belajar
4.
Menyajikan
bahan rangsanyan
5.
Memberikan
bimbingan belajar
6.
Mendorong unjuk
kerja
7.
Memberikan
balikan informative
8.
Menilai unjuk
kerja
9.
Meningkatkan
retensi dan alih belajar
Keunggulan
strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi, antara
lain :.
1.
Cara berpikir
yang berorientasi pada prses lebih menonjol
2.
Penyajian
pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
3.
Kapabilitas
belajar dapat disajikan lebih lengkap
4.
Adanya
keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
5.
Adanya transfer
belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
6.
Kontrol belajar
memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu
7.
Balikan
informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Implementasi
teori belajar sibernetik yang berikutnya dalam kegiatan pembelajaran
dikembangkan oleh konsepsi Landa dalam model pendekatannya yang disebut
algoritmik dan heuristik juga temasuk teori sibernitik. Pask dan Scott yang
membagi siswa menjadi tipe menyeluruh atau “Wholist” dan tipe serial
atau “serialist” juga menganut teori sibernetik sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya.
D.
Kelebihan dan
Kelemahan Teori Sibernitik dalam Kegiatan Pembelajaran
Ø Keunggulan
·
Setiap orang
bisa memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan untuk dirinya, dengan
mengakses melalui internet pembelajaran serta modulnya dari berbagai penjuru
dunia.
·
Pembelajaran
bisa disajikan dengan menarik, interaktif dan komunikatif. Dengan
animasi-animasi multimedia dan interferensi audio, siswa tidak akan bosan duduk
berjam-jam mempelajari modul yang disajikan.
·
Menganggap
dunia sebagai sebuah 'global village', dimana masyarakatnya bias saling
mengenal satu sama lain, bisa saling berkomunikai dengan mudah, dan
pembelajaran bisa dilakukan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu,
sepanjang sarana pembelajaran mendukung.
·
Buku-buku
materi ajar atau sumber pembelajaran lainnya bisa diperoleh secara autentik
(sesuai aslinya), cepat dan murah.
·
Ketika bertanya
atau merespon pertanyaan guru atau instruktur, secara psikologis siswa akan
lebih berani mengungkapkanya, karena siswa tidak akan merasa takut salah dan
menanggung akibat dari kesalahannya secara langsung.
Ø Kelemahan
Teori aliran
ini dikritik karena tidak secara langsung membahas tentang proses belajar
sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke dunia
psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak.
Karena pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas maka terbatas pula kemampuan untuk menerapkan teori ini.
Karena pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas maka terbatas pula kemampuan untuk menerapkan teori ini.
Pada akhirnya,
masing-masing aliran teori belajar ini mengandung keunggulan-keunggulan dan
kelemhan-kelemahannya sendiri yang harus kita ketahui untuk dapat
mengkombinasikan dalam penerapannya dengan pendekatan belajar yang lain
sehingga dicapai hasil proses belajar yang lebih baik.
6. DESKTOP VIDEO CONVERENCING (DVC)
a. Sejarah Desktop Video Converencing (DVC)
Perkembangan
teknologi komunikasi membawa
perubahan pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan
tidak hanya audio, tetapi
juga visual. Konferensi video menggunakan telekomunikasi audio dan video untuk
membawa orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep
konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-to-point)
atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih dari satu
orang di ruangan besar pada tempat berbeda. Selain pengiriman audio dan visual
kegiatan pertemuan, konferensi video dapat digunakan untuk berbagi dokumen,
informasi yang diperlihatkan komputer, dan papan tulis.
Konferensi
video analog sederhana dapat ditetapkan sebagai awal penemuan televisi. Sistem
konferensi video biasanya terdiri dari dua sistem sirkuit televisi tertutup
yang terhubung melalui kabel. Sejak awal penerbangan pertama ke luar angkasa, NASA
menggunakan dua frekuensi radio (UHF atau VHF). Saluran televisi
secara rutin menggunakan konferensi video semacam ini misalnya ketika
melaporkan dari lokasi jauh. Kemudian hubungan aktif ke satelit
menggunakan truk dengan peralatan khusus menjadi agak lazim.
Teknik
ini sangat mahal dan tidak bisa digunakan untuk aplikasi seperti telemedicine,
pendidikan jarak jauh, dan pertemuan bisnis. Usaha menggunakan jaringan telepon
normal untuk mengirim video scan lambat, seperti sistem pertama yang
dikembangkan oleh AT&T,
sebagian besar gagal karena kualitas gambar yang kurang baik dan ketiadaan
teknik kompresi video yang efisien. Pada 1970-an, semakin besar 1 MHz bandwidth
dan 6 Mbit/s angka bit dari Picturephone tetapi tidak juga menyebabkan layanan
menjadi makmur.
Pada
1980-an, jaringan pengiriman telepon digital menjadi mungkin, seperti Integrated
Services Digital Networks atau ISDN, meyakinkan angkat bit minimum
(biasanya 128 Kbps) untuk pengiriman kompresi audio dan video. Sistem
terdedikasi pertama mulai muncul di pasar sebagai perluasan jaringan ISDN di
seluruh dunia. Pada 1990-an, sistem telekonferensi video berkembang dengan
cepat dari peralatan pribadi sangat mahal, perangkat lunak dan persyaratan
jaringan untuk teknologi berbasis standar yang tersedia untuk masyarakat umum
dengan biaya yang wajar.
Akhirnya, pada 1990-an, Internet Protocol atau IP berbasis konferensi video menjadi mungkin dan
teknologi kompresi video lebih efisien telah dikembangkan sehingga memungkinkan
desktop atau komputer pribadi berbasis konferensi video. Pada
1992, CU-SeeMe
dikembangkan di Cornell oleh Tim Dorcey et al., IVS dirancang di INRIA,
telekonferensi video tiba ke masyarakat dan layanan gratis, web plugin dan
perangkat lunak, seperti NetMeeting, MSN Messenger, Yahoo Messenger, SightSpeed, Skype dan
lain-lain membawa kemurahan, meskipun kualitas rendah.
b.
Pengertian
Video Conference
Ada beberapa pengertian
mengenai video Conference, antara lain:
Konferensi
video (Video Conference) adalah seperangkat alat teknologi telekomunikasi interaktif yang dengan
menggunakan alat tersebut memungkinkan terjalinnya
komunikasi dua arah antar dua personal atau lebih (menggunakan alat yang sejenis) dengan didukung tampilan gambar dan
suara secara langsung tanpa harus saling hadir bertatap muka di satu tempat yang sama.
Video
conference merupakan suatu teknologi telekomunikasi
interaktif yang memungkinkan dua lokasi atau lebih untuk berinteraksi lewat
video dan audio secara simultan. Perguruan Tinggi Negeri dapat bergabung dengan
jaringan INHERENT yang disediakan Dikti Departemen Pendidikan Nasional
Indonesia yang mendukung Perguruan Tinggi Negeri dengan memberikan fasilitas video
conference. Video conference mempunyai banyak manfaat bagi aktivitas
pendidikan mahasiswa dan dosen, yang dapat mengurangi biaya perjalanan,
menghemat waktu, memberikan dan saling bertukar informasi dan pengetahuan yang
baru. Implementasi yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi Negeri, seperti UI,
ITB, UGM, dll. adalah kuliah umum, diskusi dengan Perguruan Tinggi dari luar
Indonesia, seminar untuk bertukar informasi dan pengetahuan antar Perguruan
Tinggi.
Video
conference yang juga dikenal dengan video
teleconference adalah suatu teknologi telekomunikasi interaktif yang
memungkinkan dua lokasi atau lebih untuk berinteraksi lewat video dan audio
secara simultan. Video conference berbeda dengan videophone yang
memang di desain untuk melayani video antar dua orang secara individu.
Teknologi utama yang digunakan dalam sistem video conference adalah
kompresi digital dari suara dan video stream yang real time.
Video
conference adalah layanan yang menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua
pihak atau lebih yang berada di lokasi yang berbeda, menggunakan jaringan
computer dengan komunikasi Audio dan Video.
Video
conference bisa digunakan untuk kuliah jarak jauh oleh universitas dengan
universitas di kota lain, atau untuk mendukung rapat jarak jauh antar cabang
perusahaan di kota lain. Video Conference juga dapat mendukung pelatihan yang
dilakukan oleh Dokter diruang Operasi kepada dokter lain saat pelatihan, juga
untuk komunikasi audio video saat perang berlangsung.
Teknologi video
conference tidak lepas dari kemajuan teknologi kompresi audio dan video.
Dengan banyaknya teknik kompresi yang ada saat ini memungkinkan audio dan video
dapat dikirim secara bersamaan dalam jaringan dengan bandwidth yang seefisien
mungkin dan dengan kualitas yang dapat diterima. Hardware atau software
yang melakukan fungsi kompresi disebut dengan codec(coder/decoder). Codec
merupakan singkatan dari compresi-decompresi yang merupakan proses pembungkusan
suara ataupun video analog menjadi data digital dengan metoda tertentu
sehinggga pengiriman suara atau video dapat dilakukan dalam bentuk paket-paket
data. Codec dapat melewatkan suara atau video dalam jaringan IP dengan
bandwidth yang kecil dan kualitas yang masih dapat diterima.
Layanan Video
Conference bersifat seketika dengan resolusi yang baik dan
interaktif. Pada jaringan digital, pengiriman suara membutuhkan kecepatan
sekitar 64 Kbps dan pengiriman video membutuhkan kecepatan 1,5-2 Mbps.
Untuk layanan video conference secara keseluruhan akan dibutuhkan
kecepatan pengiriman sekitar 9,2 Mbps.
Komponen – komponen yang dibutuhkan untuk
sebuah sistem video conference di antaranya:
1. Hardware
§ Video input : camera video atau webcam
§ Video output : monitor computer atau proyektor
§ Audio input : microphones
§ Audio output : speaker atau headphone
§ Media transfer data : LAN atau Internet
2. Software
Salah satu jenis contoh software adalah Access
Grid dan yang terbaru dari software
tersebut adalah Access Grid 3.2 beta 1
Video Conference mempunyai
beberapa jenis, antara lain:
1)
Distributed
Video Conference
Adalah suatu sistem video conference
yang terdiri dari beberapa client yang melakukan konferensi secara
langsung antar client yang saling berhubungan tanpa melalui sentral /
control unit sebagai pengatur. Server disini berfungsi untuk proses call
setup dan handshaking. Keuntungannya video dan audio yang dikirimkan
mempunyai kualitas yang bagus karena tanpa direlay ke control unit
dahulu.
2)
Centralized
Video Conference
Adalah suatu sistem video conference yang
melibatkan beberapa client dengan satu MCU (Multiparty Control Unit)
untuk memfasilitasi konferensi tersebut.MCU disini berfungsi sebagai
pengatur dan pengendali yang melaksanakan proses seperti audio mixing, video
switching dan mixing serta distribusi data dalam konferensi multipoint dan
mengirimkan kembali datanya ke terminal yang berpartisipasi. MCU juga
menyediakan pertukaran antara codec yang berbeda dan mungkin menggunakan
multicast untuk mendistribusikan video yang telah diproses. Dari jenis tersebut, maka video
confererence pada perguruan tinggi negeri di Indonesia adalah Centralized Video
Conference.
3)
Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dikemas
ke dalam satu peralatan, biasanya sebuah konsol dengan kamera video pengendali
jarak jauh kualitas tinggi. Kamera ini dapat dikontrol dari jarak jauh untuk
memutar ke kiri dan kanan, atas dan bawah serta memperbesar, yang kemudian
dikenal sebagai kamera PTZ. Konsol berisi semua hubungan listrik, kontrol
komputer, dan perangkat lunak atau perangkat keras berbasis codec. Mikrofon
omnidirectional terhubung ke konsol seperti monitor televisi dengan pengeras
suara dan/atau proyektor video. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan
untuk konferensi video:
- Konferensi video kelompok besar: non-portabel, besar, perangkat yang digunakan lebih mahal untuk ruangan besar dan auditorium.
- Konferensi video kelompok kecil: non-portabel atau portabel, lebih kecil, perangkat lebih murah yang digunakan untuk ruang rapat kecil.
- Konferensi video individual: biasanya perangkat portabel, dimaksudkan untuk satu pengguna, mempunyai kamera tetap, mikrofon, dan pengeras suara terintegrasi ke dalam konsol.
4)
Sistem desktop
biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan
mentransformasikannya menjadi perangkat konferensi video. Berbagai kamera dan
mikrofon berbeda dapat digunakan dengan papan, yang berisi codec yang
diperlukan dan pengiriman tatap muka. Sebagian besar sistem desktop bekerja
dengan standar H.323. Konferensi video dilakukan melalui komputer yang tersebar, yang
juga dikenal sebagai e-meeting.
c. Kekurangan dan Kelebihan Video Conference
Berikut
ini kekurangn dan kelebihan Video conference:
Kelebihan Video Conference
1)
Kegiatan sepertikuliah umum dengan dosen atau seminar dapat
dilakukan secara online jadi akan menghemat biaya dan waktu.menghemat
biaya dan waktu.
2)
Pertemuan atau rapat dengan kondisi jarak yang jauh menjadi terasa
lebih realistis ,didukung dengan kualitas gambar dan suara yang baik.
3)
Dapat digunakan sebagai program pendukung kegiatan e-learning
di Perguruan tinggi.
4)
Perguruan tinggi dapat berbagi ilmu dan pengetahuan.
5)
Meningkatkan produktivitas
karena kemampuan VTC untuk berbagi dokumen, ide atau gambar dengan mudah.
6)
Menghemat biaya.
7)
Menghemat waktu.
Kekurangan Video
Conference
1)
Kegiatan E-Learning kurang afdol jika menggunakan video conference,
karena kurang nyata, sebagian orang lebih paham dengan belajar langsung.
2)
Video konference memiliki infrastruktur yang mahal, dan memerlukan
beberapa peralatan yang rumit.
3) Harga masih
terbilang mahal untuk dimiliki sehingga hanya perusahaan atau organisasi
tertentu yang mempunyai cukup dana dan sangat membutuhkan yang memiliki
konferensi video.
4) Alat-alat untuk
konferensi video sulit didapat dan proses penginstalan harus ekstra hati-hati
agar tidak salah.
Kelebihan dan Kekurangan Video Conference pada
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
Kelebihan Video Conference
1)
Pertemuan-pertemuan
yang dilakukan, seperti kuliah umum dengan dosen/bernarasumber
internasional atau seminar dari satu negara dengan
negara lain dapat secara online sehingga akan menghemat biaya dan waktu.
2)
Informasi dan
pengetahuan dapat berkembang dengan melakukan pertemuan atau diskusi dengan PT terbaik dalam negeri maupun luar negeri.
3)
Tatap muka
jarak jauh menjadi terasa lebih nyata
4)
Sebagai
pendukung program e-learning PT
5)
PT dapat saling
berbagi resource
Kekurangan Video
Conference
1)
E-learning yang dilakukan
akan kurang efektif dengan bantuan video
conference, karena kurang nyata dan belajar itu perlu pemahaman langsung.
2)
Bahasa sebagai
alat komunikasi yang dimiliki oleh PTN dalamnegeri berbeda dengan PT luar
negeri
Alasan Memilih Penggunaan dan Pemanfaatan Video
Conference daripada dengan via Konvensional pada Perguruan Tinggi
Negeri di Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui bahwa banyak
manfaat dari pemilihan video conference. Dengan video conference
akan mendukung mobilitas dari para pengguna,
perbedaan tempat tidak menjadi masalah. Video conference yang digunakan oleh perguruan tinggi negeri akan
menghemat waktu yang di mana para dosen
tidak perlu datang ke kampus apabila mengajar, mempermudah pertemuan beda negara dalam kuliah umum,
diskusi, maupun seminar-seminar,dan akan memberikan informasi dan pengetahuan
terbaru. Sedangkan apabila dengan via konvensial, pengadaan kuliah umum beda
negara akan sangat tidak mungkin, apabila mugkin terjadi juga akan menelan
biaya yang besar, selain itu juga akan menghabiskan waktu.
Implementasi Video Conference pada Perguruan
Tinggi Negeri di Indonesia
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia telah
berada di suatu jaringan komputer yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional Indonesia atas rumusan
rancangan bersama dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia
(UI), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Kemudian setelah dilaksanakan tender, maka terpilih PT Telkom sebagai penyedia
infrastruktur jaringan, serta PT Multipolar sebagai Partner dari Cisco System
yang menyediakan perangkat Jaringan. Jaringan yang dibuat adalah sebuah
jaringan backbone yang menyambungkan 32 perguruan tinggi negeri yang ada
di masing-masing propinsi di seluruh Indonesia pada tahun 2006 yang dinamakan
INHERENT (Indonesia Higher Education Network) yang tujuan dan fungsi utama
jaringan ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia
melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menunjang
kegiatan tridarma serta pengelolaan perguruan tinggi. Jaringan ini terdiri dari
backbone fiber optik STM-1 berkecepatan 155 Mbps untuk interkoneksi
antara universitas di pulau Jawa, serta backbone leased channel
berkecepatan 8 Mbps untuk universitas di pulau Sumatera, Kalimantan,Sulawesi serta
Bali dan Nusa Tenggara. Universitas di daerah Indonesia Timur mendapatkan akses
satelit dari Jakarta dengan kecepatan 2 Mbps antar perguruan tinggi misalnya
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran jarak jauh (distance learning),
khususnya berbasis TIK (e-learning). Slogan INHERENT adalah open access,
open content dan opensource.
Video conference memuat 3 elemen itu secara langsung.
- Open access : setiap perguruan tinggi yang punya koneksi, bisa daftar untuk berpartisipasi.
- Open content : diskusi video conference terbuka untuk dilihat siapa saja yang berminat.
- Opensource : siapa saja boleh merekam, mengolah dan menyebarluaskan tayangan video conference.
Untuk
mendukung kinerja Sistem Video Conference, maka ada beberapa perangkat yang
dibutuhkan. Ada dua buah Topologi dasar dalam system Video Conference, yaitu :
>
Point-to-Point
Topologi
Point-to-point digunakan apabila hanya ada 2 lokasi atau 2 endpoint yang
berkomunikasi.
>
Multipoint
Topologi
Multipoint digunakan apabila ada 2 atau lebih lokasi atau endpoint yang akan
saling berkomunikasi. Untuk topologi ini, dibutuhkan 1 buah perangkat
Infrastruktur yang wajib terinstal, yaitu MCU (Multipoint Control Unit).
MCU bisa
diibaratkan sebagai Virtual Room, dimana peserta dari berbagai daerah/lokasi
dapat berkumpul dan bertemu didalamnya. MCU juga digunakan untuk mengontrol
Conference yang berjalan, dimana didalamnya terdapat berbagai macam fitur yang
dapat digunakan untuk mengatur conference yang berjalan.
Ada 3
jenis Protocol dasar yang digunakan untuk Video Conference, yaitu :
1. H.323
H.323
adalah standart yang dikeluarkan oleh ITU-T untuk system komunikasi
multimedia(audio video) berbasis paket melalui jaringan seperti jaringan IP.
Karena basenya adalah IP, maka apabila kita sebagai user melakukan panggilang
menggunakan IP sebagai alamat tujuan, maka protocol yang digunakan adalah
H.323. Selain
itu, apabila kita mendial alias berupa Number seperti 1234 untuk Endpoint
lawan, itu juga menggunakan protocol H.323.
2. SIP
SIP
(Session Initiation Protocol) merupakan protokol persinyalan yang bertujuan
untuk mengendalikan inisiasi, modifikasi, serta terminasi sesi-sesi multimedia,
termasuk sesi komunikasi audio atau video. SIP merupakan protokol berbasis teks
yang mirip dengan protokol HTTP dan Simple Mail Transfer Protocol (SMTP).
SIP
adalah protokol peer-to-peer yang mengandung arti bahwa fungsi-fungsi call
routing dan session management didistribusikan ke semua node (termasuk endpoint
dan server) di dalam jaringan SIP. Hal ini berbeda dengan sistem telepon konvensional
di mana terminal-terminal telepon sangat bergantung kepada perangkat switching
yang terpusat.
SIP
dalam Video Conference membutuhkan sebuah server untuk registrasi. Server
tersebut adalah SIP Server. SIP Server menanggulangi masalah Registrasi
perangkat Video Conference. Registrasi tersebut menggunakan sebuah Domain.
Seperti : endpoint@videoconference.com.
7. Integrated Learning System (ILS)
a.
Pengertian
Pembelajaran Terpadu( integrated learning system)
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu
yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
1) menurut Cohen
dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum),
hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata
pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada.Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu
kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan
sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada
kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak
pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center
core / center of interest);
2) menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah
suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang
studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan
kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep
pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi.
Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini
dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh
pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan
belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical).Pendekatan yang
berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran
terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema.Dalam langkah awal ini
guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik
atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Jadi, Integreated
Learning atau pembelajaran terpadu adalah
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menintegrasikan
kegiatan kedalam semua bidang pengembangan, meliputi aspek kognitif,
social-emosional, bahasa, moral, dan nilai nilai agama, fisik motorik,
dan seni. Semua bidang pengembangan tersebut dijabarkan kedalam kegiatan
pembelajaran yang dipusatkan pada satu tema sehingga pembelajaran menjadi
terpadu
Semua
kegiatan dalam pembelajaran terpadu melibatkan pengalaman langsung (hands on
experience) bagi anak serta memberikan berbagai pemahaman tentang lingkungan
sekitar anak. Kegiatan yang dilakukanpun memungkinkan anak untuk memadukan
pengetahuan dan keterampilannnya dari pengalaman satu kepengalaman lainnya
(Eliason dan Jenkins, 1994). Disamping itu, mengintegrasikan semua bidang
pengembangan, pembelajaran terpadu jugs memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal, seperti melatih
kemampuan motorik halus dan motorik kasar, mengobservasi, menghitung,
mengingat, membandingkan, mengklasifikasi, bermain peran serta
mengeksplorasikan gagasan, serta kreativitas.
b. Karakteristik
Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Pembelajaran berpusat
pada anak.
Pembelajaran terpadu
dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya
pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan
keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu
pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan
pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu
mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam jalinan
antar irrive yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari
materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala konsep yang
diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan
mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan
berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada
pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3. Belajar Melalui
Pengalaman Langsung
Siswa akan memahami
hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,bukan
sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator
dan katalisator yang membimbing irriv tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan
siswa sebagai irri pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan
pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan
proses daripada hasil semata.
Pada pembelajaran
terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan terbimbing) yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu
dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga
memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5. Sarat dengan muatan
keterkaitan
Pembelajaran terpadu
memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa
dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena
pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa
lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
c. Manfaat Integrated
Learning
Sebagai suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki
beberapa manfaat, diantaranya adalah :
1) memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan
pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan.
2) meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif.
3) meningkatkan kecakapan berpikir anak.
4) banyak tema yang tertuang di setiap pembelajaran
yang mempunyai keterkaiatan.
5) pembelajaran terpadu
melatih anak untuk berkreativitas, berbagi, dan berpengalaman.
6) daya ingat (retensi)
terhadap materi yang dipelajari anak dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan
tema-tema yang selalu bervariasi.
7) dalam pembelajaran
terpadu anak akan lebih mudah memahaminya.
8) meningkatkan interaksi
irri anak.
9) meningkatkan
profesionalisme guru.
d. Prinsip Integreated
Learning
Berikut ini dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam
pembelajaran terpadu yaitu meliputi :
1. Prinsip penggalian tema,
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah
dapat digunakan memadukan banyak bidang studi. Tema harus bermakna artinya
bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk
belajar selanjutnya. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis
anak. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak.
Tema yang dipilih harus mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang
terjadi dalam rentang waktu belajar,dan mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku, serta harapan dari masyarakat
2. Prinsip pelaksanaan
pembelajaran terpadu
Dalam prinsip pelaksanaan pembelajarana terpadu, guru
hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan
dalam proses belajar mengajar tetapi pemberian tanggung jawab individu dan
kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna
kelompok serta akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam poses perencanaan.
3. Prinsip evaluasi
Dalam prinsip Evaluasi, guru irri kesempatan kepada
siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya dan
perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan irrive keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam
kontrak.
4. Prinsip reaksi
Dalam Prinsip reaksi, dampak pengiring (nuturan efek)
yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan
pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “
yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan
bermakna.
e.
Model Pembelajaran Terpadu
1) The Nested Model (Model
Tersarang)
Model Sarang (Nested) adalah
model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang
dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya
memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan
proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa
aspek pada kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini
dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu
materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan
menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga
cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap
melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat
aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi
satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi
karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan
mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna
kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa
dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan
dapat mengacaukan pola irri siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah
penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
2) The Fragmented Model (
Model Fragmen)
Model Penggalan (Fragmented) adalah
model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran.
Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan
antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan
oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata
pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk
mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan
pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi
perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep
(organizing skill). Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan
konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.
Kelemahan model ini : siswa
tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap
yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai
dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan
yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
3. The Sequenced Model (
Model Terurut)
Model Pengurutan (Sequenced)
adalah model pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan
diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya
dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari
keduanya dapat diajarkan secara irrive. Dengan mengurutkan urutan topic-topik
yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek
saling mendukung.
Contoh: pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang
pengukuran. Pelajaran IPA= suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran
matematika= cara pengolahan data. Dengan cara penambahan, pengurangan,
pembagian, dan perkalian.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan
untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang
sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan
topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk
memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang
studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang
satu dengan konsep yang lainnya
4. The Shared Model (
Model Terbagi)
Model Irisan (Shared)
adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan
antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau
pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap.
Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini
berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek
konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model
sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Contoh: menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih
dalam satu tema.
Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara
lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu
media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang
bersamaan.
Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini
diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu
waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
5. The Threaded Model
(Model Pasang Benang)
Model Bergalur (Threaded)
adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan
atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih
keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran
dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti
komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung,
mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya.
Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan.
Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan
perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Contoh: disuatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan
masalah dari mata pelajaran lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar
bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju
perkembangan era globalisasi. Niali lebih dari model ini adalah materi untuk
tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran
superordinat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini antara
lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga
secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara
mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan
strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.
6. The Immersed Model
(Model Terbenam)
Model Terbenam (Immersed)
adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu
proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain
Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata
pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa
SD, SMP, maupun SMU dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran
yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa
lainnya. Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan
selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya
menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara
bertahap dari jenjang SD hingga SMU. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat
dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang
seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini antara
lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk
mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru
perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh
siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.
7. The Networked
Model (Model Jaringan)
Model Jaringan Kerja (Networking)
adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli
dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran
yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet,
saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli
olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi
belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua
mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul
secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.
Kelemahan model ini adalah
: kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran
menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari
sumber.
f. Tujuan Integrated Learning
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :
1.meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna.
2.mengembangkan ketrampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
3.menumbuhkembangkan sifat positif, kebiasaan baik dan nilai nilai luhur
yang diperlukan dalam kehidupan
4.menumbuhkembangkan ketrampilan irri seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
5.meningkatkan gairah dalam belajar.
g. Keunggulan dan
Kelemahan Integreated Learning
Dari gambaran tersebut,
akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita menggunakan
pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.
A.Keunggulan
Keunggulan tersebut didasari oleh beberapa alasan :
1.
Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah
memahami sekaligus melakukannya.
2.
Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3.
Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan
belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4.
Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5.
Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan
belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
B. Kelemahan
1.
Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki
kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya
diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara
akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar
penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa
kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2.
Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan
belajar peserta didik yang irrive “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun
kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan
pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan),
kemampuan eksploratif dan irriveve (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini
tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit
dilaksanakan.
3.
Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran
terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan
bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya,
dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka
penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4.
Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada
pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target
penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi,
metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5.
Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara
penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar
peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan
ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan
penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi
dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6.
Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan
mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain.
Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan
menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan
pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
h. Penerapan Integreated
Learning dalam Kegiatan Pembelajaran
Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat
tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan
yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated
curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu
(integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata
pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada.
Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari
tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan
minat mereka.Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar
yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema
tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core/ center of
interest). Pembelajaran ini dikenal dengan istilah “integrated day ”
atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan pengelolaan kelas yang
meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar, alat-alat, media dan peralatan
lainnya yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran terpadu. Dalam tahap
perencanaan guru memberikan arahan kepada murid tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara siswa memperoleh bantuan
guru.
Implikasi dari pembelajaran terpadu, bentuk hari terpadu, guru harus
menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan
dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model irriv laba-laba;
Pembelajaran terpadu yang terbentuk dari tema sentral.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/
pengembangan irri atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya
untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan irri atau tema tersebut. Dengan
demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran
dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan
dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala
penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak irrive dari
penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal
tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang
melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan
untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan
kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari
dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa irri yaitu :
berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan
pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak
terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari
berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat
luwes, pembelajaran terpadu juga dapat memberikan hasil yang dapat berkembang
sesuai dengan minat dan bakat atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut
8. Learning Centered Classroom
Dalam kelas berpusat pada peserta didik,
guru dan siswa merefleksikan
proses pembelajaran. Guru belajar untuk mengalihkan fokus kepada peserta didik dan mendorong mereka
untuk berbagi tanggung jawab untuk
pembelajaran mereka.
Dengan kata lain, "Semua kegiatan mahasiswa
melibatkan proses kognitif aktif, seperti membuat, pemecahan masalah, penalaran, pengambilan keputusan, dan evaluasi. Selain itu, siswa secara intrinsik termotivasi untuk belajar karena sifat bermakna dari
lingkungan belajar dan kegiatan. "(Kearsley &
Shneiderman, 1999) .
Karena LinguaFolio online mendorong siswa untuk merefleksikan apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan
dengan bahasa, untuk
mendokumentasikan pengetahuan, dan
menciptakan gol untuk langkah
berikutnya dalam perjalanan belajar
mereka, secara efektif dapat membantu
guru membuat lebih berpusat pada peserta didik kelas.
Karakteristik berikut mendefinisikan kelas berpusat pada peserta didik:
Karakteristik berikut mendefinisikan kelas berpusat pada peserta didik:
Guru mencari informasi latar belakang
tentang siswa untuk membimbing
dalam perencanaan pelajaran instruksional. Biografi Bagian LinguaFolio Online
dapat membantu dengan proses ini.
Guru menetapkan tujuan instruksional
dengan kebutuhan peserta didik, latar belakang, dan kepentingan dalam pikiran. Tujuan ini adalah tujuan dan
bermakna dari sudut pandang siswa
dari pandangan. Pelajari
lebih lanjut tentang penetapan tujuan
dan refleksi.
Guru menetapkan tolok ukur jangka pendek untuk memantau kemajuan siswa. Memilih Can-Do
Laporan di LinguaFolio
online yang relevan dengan kurikulum membantu siswa mengidentifikasi tolak ukur jangka pendek. Menggunakan sistem portofolio, guru membimbing
siswa dalam self-assessment, membantu
mereka mendokumentasikan pembelajaran
mereka dan melacak kemajuan mereka
untuk mencapai tujuan, dan membantu
mereka menetapkan tujuan yang
semakin kacau.
Guru menggunakan berbagai kelompok
mahasiswa untuk mendorong komunikasi
bahasa target di kalangan siswa.
Guru membuat rencana pelajaran yang fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan siswa dan membedakan instruksi.
Guru menyesuaikan pengajaran yang
didasarkan pada hasil penilaian
formatif. LinguaFolio online
membuat meninjau penilaian
formatif siswa dengan cepat dan
mudah.
Guru menggunakan kegiatan otentik, praktis, dan
realistis untuk kinerja bahasa.
Kegiatan-kegiatan ini dan sumber daya
selain buku pelajaran.
Guru memberikan kesempatan maksimal
bagi siswa untuk menggunakan bahan otentik. Siswa
merasa nyaman mengajukan pertanyaan. Siswa memiliki kesempatan maksimal untuk berkomunikasi
dalam bahasa target. Ruang kelas diatur dengan cara yang mudah bagi siswa untuk bekerja
sama dalam pasangan atau kelompok dan juga mudah bagi guru
untuk bergerak untuk memfasilitasi
percakapan antara kelompok-kelompok
mahasiswa. Lingkungan kelas hangat, terbuka, dan
mendorong siswa untuk
berpartisipasi.
Contoh kegiatan Learner-Centered Classroom
Pikirkan-pair-share
log Learner
grafik KWL
kartu aplikasi
Akui dan slip keluar
Pair dan kerja kelompok kecil
menulis jurnal
Wawancara penutur asli
Rubrik dan penilaian diri
penilaian sejawat
Sebuah portofolio seperti LinguaFolio online yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan siswa menggunakan bahasa target
Bagaimana cara Tetapkan Tujuan Learner-Centered?
Ketika Anda merencanakan pelajaran Anda:
Mengidentifikasi tujuan pembelajaran jangka pendek yang spesifik untuk setiap kelas dan berbagi tujuan tersebut dengan siswa
Mengidentifikasi tujuan pembelajaran jangka panjang yang spesifik untuk masing-masing unit dan berbagi tujuan tersebut dengan siswa
Pastikan bahwa tujuan baik jangka pendek dan jangka panjang akan bermakna bagi siswa; merasa bebas untuk melibatkan siswa dalam proses ini
Tentukan apa bukti siswa akan mampu menghasilkan menunjukkan apakah mereka telah mencapai tujuan
Contoh kegiatan Learner-Centered Classroom
Pikirkan-pair-share
log Learner
grafik KWL
kartu aplikasi
Akui dan slip keluar
Pair dan kerja kelompok kecil
menulis jurnal
Wawancara penutur asli
Rubrik dan penilaian diri
penilaian sejawat
Sebuah portofolio seperti LinguaFolio online yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan siswa menggunakan bahasa target
Bagaimana cara Tetapkan Tujuan Learner-Centered?
Ketika Anda merencanakan pelajaran Anda:
Mengidentifikasi tujuan pembelajaran jangka pendek yang spesifik untuk setiap kelas dan berbagi tujuan tersebut dengan siswa
Mengidentifikasi tujuan pembelajaran jangka panjang yang spesifik untuk masing-masing unit dan berbagi tujuan tersebut dengan siswa
Pastikan bahwa tujuan baik jangka pendek dan jangka panjang akan bermakna bagi siswa; merasa bebas untuk melibatkan siswa dalam proses ini
Tentukan apa bukti siswa akan mampu menghasilkan menunjukkan apakah mereka telah mencapai tujuan
contoh Menetapkan Tujuan Learner-Centered
Sebuah pelajaran guru untuk hari meliputi topik "bertemu orang-orang pada compeition olahraga internasional" dan berfokus pada komunikasi interpersonal. Pada akhir pelajaran, guru ingin siswa untuk dapat Memperkenalkan diri dan orang lain, Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri dan orang-orang mereka bertemu Mengungkapkan suka dan tidak suka tentang olahraga tertentu membuat rencana, termasuk waktu dan tanggal, untuk menghadiri kegiatan tertentu. Ikuti dan memberikan arah ke tempat-tempat olahraga tertentu dan atraksi lainnya
Pada awal pelajaran, guru secara lisan berbagi tujuan-tujuan ini dan kemudian posting mereka. Mahasiswa sekarang sadar dari awal instruksi apa yang mereka harus mampu melakukan pada akhir hari.
Pastikan juga untuk membuat sarana mengevaluasi apakah siswa telah memenuhi tujuan pada akhir pelajaran atau kegiatan. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang menetapkan tujuan berpusat pada peserta didik di dalam kelas, kunjungi modul pelatihan NCSSFL diselenggarakan oleh University of North Carolina College of Education.
Sebuah pelajaran guru untuk hari meliputi topik "bertemu orang-orang pada compeition olahraga internasional" dan berfokus pada komunikasi interpersonal. Pada akhir pelajaran, guru ingin siswa untuk dapat Memperkenalkan diri dan orang lain, Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri dan orang-orang mereka bertemu Mengungkapkan suka dan tidak suka tentang olahraga tertentu membuat rencana, termasuk waktu dan tanggal, untuk menghadiri kegiatan tertentu. Ikuti dan memberikan arah ke tempat-tempat olahraga tertentu dan atraksi lainnya
Pada awal pelajaran, guru secara lisan berbagi tujuan-tujuan ini dan kemudian posting mereka. Mahasiswa sekarang sadar dari awal instruksi apa yang mereka harus mampu melakukan pada akhir hari.
Pastikan juga untuk membuat sarana mengevaluasi apakah siswa telah memenuhi tujuan pada akhir pelajaran atau kegiatan. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang menetapkan tujuan berpusat pada peserta didik di dalam kelas, kunjungi modul pelatihan NCSSFL diselenggarakan oleh University of North Carolina College of Education.
9. Teleconferencing
a. Pengertian Teleconferencing
Teleconference atau telekonferensi
atau teleseminar adalah komunikasi langsung di antara beberapa orang yang
biasanya dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan dan dihubungkan oleh
suatu sistem telekomunikasi.
Teleconference
adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang dilakukan melewati telefon atau koneksi jaringan. Pertemuan tersebut
bisa menggunakan suara (audio conference) atau menggunakan audio-video (video
conference) yang memungkinkan peserta konferensi saling melihat dan mendengar
apa yang dibicarakan, sebagaimana pertemuan biasa. Dalam telekonferensi juga
dimungkinkan menggunakan whiteboard yang sama dan setiap peserta mempunyai
kontrol terhadapnya Jadi, juga berbagi aplikasi.
Telekonferensi, dalam telekomunikasi, merupakan
pertemuan berbasis elektronik secara langsung (live) di antara dua atau
lebih partisipan manusia atau mesin yang dihubungkan dengan suatu sistem telekomunikasi
yang biasanya berupa saluran telepon. Penggunaan
telekonferensi memiliki kelebihan efektivitas biaya dan waktu. Telekonferensi
dapat berbentuk konferensi audio atau konferensi video. Konferensi audio
merupakan salah satu jenis telekonferensi dimana
seseorang dapat melakukan percakapan interaktif didalamnya. Dengan
audio-konferensi ini, seseorang dapat berbicara dengan lebih dari satu orang
melalui speaker. Dalam konferensi video, para partisipannya dapat saling
melihat gambar (video) dan saling mendengar, melalui peralatan kamera, monitor,
atau pengeras suara masing masing.
Secara harfiah diartikan konferensi atau rapat
jarak jauh, artinya pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya
berada pada lokasi yang berbeda secara geografis. Diskusi
bisa dilakukan secara realtime dan interaktif dengan dukungan infrastruktur jaringan serta
perangkat multimedia.
Sistem
telekomunikasi dapat mendukung teleconference karena menyediakan satu atau
lebih dari berikut ini: audio, video, dan / atau layanan data oleh satu atau
lebih berarti, seperti telepon, komputer , telegraf, teletip, radio, dan
televisi.
Di Indonesia,
terdapat beragai layanan teleconference melalui telepon baik fixed
maupun mobile (Audio Conference) yang mempunyai kemampuan untuk melayani
percakapan sampai 30 pemanggil dalam satu konferensi. Jumlah peserta dapat
diatur sesuai dengan keinginan penyelenggara konferensi. Sistem conferenceatau
konferensi juga bisa dilengkapi dengan PIN (Personal Identification Number)
sehingga menjamin kerahasiaan suatu konferensi dari pemanggil yang tidak
diundang dalam telekonferensi atau teleconference tersebut.
b.
Implementasi
Implementasi dari teknologi
teleconference yaitu dengan menggunakannya teknologi ISDN dimana ISDN
menyediakan jaringan hubungan digital untuk mendukung layanan telekomunikasi
baiks uara maupun gambar. Padadasarnya teleconference merupakan pengembangan
dari jaringan komunikasi telepon yang sudah dikembangkan hanya saja model ini
masih belum terla luluas dipakai pada pasar telekomunikasi dikarenakan biaya
dan peralatan yang cukup mahal.
Dari sisi akses terhadap teknologi
ini dapat kita ulass ebagai berikut :
Layanan ISDN mempunyai dua tipe
akses yaitu Basic Rate Acces (BRA) yang dapat mengakses (2B D) dan akses
melalui Primary Rate Acces (PRA) yang dapat mengakses (30B D) dimana kanal B
mempunnyai kecepatan akses 64 kbps dan kanal D 64 kbps atau 16 kbps tergantung
pada tipe akses yang digunakan . Kanal D pada PRA untuk Signal ling dan kanal B
sebagai Sinyal informasi paket switch.
c.
Bentuk
Telekonferensi
·
Konferensi
audio: seseorang hanya dapat melakukan
percakapan interaktif
·
Konferensi video:
dapat saling melihat gambar (video) dan saling mendengar, melalui kamera,
monitor, atau speaker.
d.
Manfaat
Telekonferensi
1)
Efisiensi
waktu
Dengan
pemanfaatan teknologi ini kita bisa menghemat waktu yang dibutuhkan untuk
Meeting di suatu tempat hingga 50 %.
Contoh : Pak.Udin
dari Jakarta hendak melakukan perjalanan meeting ke Bandung, Berapa lama waktu
yang dibutuhkan ?
Metode
konvensional
Jarak dari
Jakarta - Bandung 150 km dan bisa ditempuh +/- 2,5 jam dengan mobil. Waktu yang
dibutuhkan untuk meeting 2,5jam. Setelah selesai meeting, Pak.Udin harus
berjalan lagi +/- 2,5 jam untuk menempuh perjalanan pulang Bandung - Jakarta
Jadi, total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan meeting di Bandung adalah 7,5
jam.
Metode
Teleconference
Waktu yang dibutuhkan untuk meeting Pak.Udin
Ceramah selama 2,5jam. Persiapan alat untuk melakukan telekonferensi 30 menit.
Jadi, total waktu keseluruhan yang dibutuhkan Pak.Udin hanya 3jam. Dari
contoh ini menunjukkan bahwa dengan teknologi teleconference ini, Pak.Udin
dapat menghemat waktunya untuk melakukan meeting di suatu tempat yang jauh >
50 %.
2)
Efisiensi
Biaya
Dengan teknologi ini, Pak.Udin juga bisa
menghemat biaya yang dibutuhkan untuk meeting, terutama di tempat yang jauh.
Hal ini karena meeting bisa dilakukan dari mana saja tanpa harus datang ke
tempat meeting tersebut.
Contoh :
seperti contoh diatas Pak.Udin dari Jakarta hendak melakukan perjalanan meeting
ke Bandung, Berapa banyak biaya yang
dibutuhkan ?
Metode
konvensional
Jarak dari
Jakarta - Bandung 150 km. anggap ratio pemakaian bahan bakar mobil 1 : 10 km.
jadi, bahan bakar yang dibutuhkan untuk pergi dan pulang adalah 30 liter x @
Rp. 9.500 (pertamax) = Rp. 285.000,- Belum lagi beaya untuk jalan tol dan
konsumsi.
Metode
Teleconference
Biaya koneksi
melalu internet dengan menggunakan SPEEDY per jam @ Rp. 4,000 x 2 tempat (
karena setiap tempat harus tersambung dengan jalur internet ) = Rp. 8,000. Jadi
total penghematannya sebesar +/- 92 % dari metode konvensional.
Coba anda
bayangkan berapa banyak lagi biaya yang bisa dihemat bila Pak.Udin jika tidak
harus berangkat kesana dan kemari untuk melakukan meeting di l yang jauh.
3)
Efisiensi
Jarak
Dengan
teknologi ini Pak.Udin dapat melakukan meeting yang paling jauh sekalipun hanya
dari depan sebuah Laptop dan webcam yang ada dikantor tanpa harus datang ke
tempat tersebut. Sangat sederhana bukan!
Contoh : Pak.Udin hendak menghadiri meeting di
kantor cabang yang berada di bandung. Berapa jauh jarak yang dibutuhkan ?
Metode
konvensional
Jarak dari Jakarta - Bandung: 150 km.
Metode
Teleconference
Jarak dari Rumah Pak.Udin – Kantor, Jakarta :
10 Km.
4)
Mengurangi
Risiko
Teknologi ini
membantu kita untuk mengurangi risiko – risiko yang mungkin terjadi dalam
usahanya untuk melakukan perjalanan meeting. Risiko itu antara lain :
·
Risiko
perjalanan jauh dengan pesawat, mobil.
·
Risiko
kesehatan : sakit, kelelahan,
·
Risiko Kecelakaan :
kecelakaan lalu lintas karena menempuh perjalanan jauh, akses jalan yang tidak
bagus, dll
·
Risiko lain
seperti terburu – buru sehingga lupa apa yang disampaikan atau tertinggal
materi yang hendak disampaikan karena waktu yang mendesak, tegang, dll.
10. Web Basic Training
Pembelajaran
berbasis web yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang
disebut web-based learning (WBL) dapat didefinisikan sebagai aplikasi
teknoloogi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya
maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Kemudian yang
ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya pada
tempat dan waktu untuk mrngakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah
dilakukan oleh mahasiswa kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh
mahasiswa tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah
yang rumit untuk dipecahkan.
Pembelajaran berbasis Internet (web-based learning) menunjuk pada proses
kegiatan belajar yang sangat berbeda dengan model pembelajaran konvensional. Web-based learning lebih mengandalkan Website dan
keseluruhan program aplikasinya sebagai modal utama kegiatan pembelajaran. Hal
ini berarti, menempatkan piranti teknologi menempati peran sama pentingnya
dengan guru dalam kegiatan pembelajaran.
Berbagai pengertian tentang web-based learning sudah begitu banyak diberikan
oleh pakar, seperti Papanikolaou dan Grigoriadou, keduanya menunjuk pembelajaran berbasis web sebagai “Any
learning, training or education that is facilitated by the use of Web
technologies” (setiap pembelajaran, pelatihan atau pendidikan yang
difasilitasi oleh penggunaan teknologi Web). Chen, Jwo, and Wang, menggambarkan pembelajaran berbasis Web dengan penggunaan
aplikasi-aplikasi Web (Web-based application) untuk mengimplementasikan
singkronik dan atau asinkronik guna mengimplementasikan model pembelajaran
berbasis elektronik (e-learning). Sheard and Lynch, memaknainya sebagai ”a place where learners and teachers interact and defines it as
a hypermedia based program or system that uses the attributes and resources of
the www to facilitate learning” (sebuah tempat yang para siswa dan guru saling
berhubungan dan hal itu berarti program berbasis hypermedia atau sistem yang menggunakan atribusi dan sumber-sumber dari www untuk memfasilitasi pembelajaran). Bagi, pembelajaran berbasis Web menunjuk pada sistem www-based
tools yang digunakan untuk mendukung
pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran (learning objectives). Secara keseluruhan,
mereka memiliki satu perspektif yang sama bahwa, web-based learning merupakan keseluruhan
proses pembelajaran yang ”facilitated by the use of Web technologies” (difasilitasi
sepenuhnya oleh penggunaan teknologi website).
Website yang merupakan
akronim dari WWW (World Wide Web) atau lebih populer dengan istilah Web
merupakan teknologi berbasis jaringan internet, baik berupa Local Area
Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), ataupun Wide Area
Network (WAN). Cantoni dan Tardini menunjuk web sebagai,
“A site
(location) on the WWW. Each Web site contains a home page, which is the first
document users see when they enter the site. The site might also contain
additional documents and files. Each site is owned and managed by an individual,
company or organization.”
Jika mengacu pada
pengertian dasar Web diatas, setidaknya, menggambarkan empat perangkat, pilar
atau komponen utama. Pertama, berbagai isi (contents) dan
pelayanan-pelayanan (services) yang terdapat dalam perangkat Web,
seperti menyuarakan aspirasi (voting), pembelian (buying),
penawaran (selling), pemesanan (reserving), poling, chatting,
dan seterusnya. Kedua, perangkat-perangkat untuk mengunduh (accessibility
tools), yakni perangkat-perangkat teknis (technical tools) yang
memastikan bahwa konten dan pelayanan dapat dilakukan. Ketiga, komponen
manusia yang mengelola (people who manage). Dan keempat, para
pengguna (users) atau para penikmat Web (clients).[1][6]
Dari keempat pilar ini menunjukkan bahwa dua pilar dalam poin satu dan dua
berupa material atau barang (thing), sementara pilar ketiga dan keempat
berupa manusia.
A.
Bentuk Pembelajaran Internet
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran
melalui internet yang layak dipertimbangkan, yaitu: (1) Web Course, (2) Web
Centric Course, dan (3) Web Enhanced Course:
1.
Web Course
Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran di mana
seluruh kegiatan belajar sepenuhnya disampaikan melalui internet.
Dengan kata lain, Web course
adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh bagian
bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya
disampaikan melalui internet. Siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun
hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan
setiap saat. Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan
tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena
semua proses pembelajaran sepenuhnya menggunakan fasilitas internet seperti
email, chat rooms, bulletin board dan online conference.
Selain itu sistem ini biasanya juga
dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan
sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat
hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet,
seperti data base statistic berita dan informasi, e-book, perpustakaan
elektronik dan lain-lain.
Bentuk pembelajaran model ini
biasanya digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance
education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual
campus/university ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian
akan diberikan sertifikat.
2.
Web Centric Course
Web Centric Course adalah sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, dan latihan
disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagaian kegiatan lain
disampaikan secara tatap muka.
Sebagian bahan belajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan
ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka,
walaupun dalam proses belajarnya sebagaian dilakukan dengan tatap muka yang
biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil
dibandingkan dengan prosentase proses pembelajaran melalui internet.
Bentuk ini memberikan makna bahwa
kegiatan belajar bergeser kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet
sama dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi
pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah
maupun ditempat-tempat yang telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan,
taman bacaan, ataupun di balai pertemuan.
Penerapan bentuk ini sebagaimana
yang telah dilakukan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi terkemuka yang
menggunakan sistem belajar secara of campus.
3.
Web Enhanced Course
Web Enhanced Course adalah pemanfaatan internet untuk pendidikan yang menunjang
peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran
utamanya tatap muka di kelas.
Web Enhanced Course merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang
peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan
nama web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap
muka di kelas.
Peranan internet di sini adalah
untuk menyediakan sumber-sumber belajar yang sangat kaya akan informasi dengan
cara memberikan alamat-alamat atau membuat link ke pelbagai sumber belajar yang
sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan kuantitas dan
memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik secara
timbal balik. Dialog atau komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan untuk
keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok.
Berbeda dengan kedua bentuk
sebelumnya, pada bentuk web enhanced course ini prosentase pembelajaran melalui
internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan prosentase pembelajaran
secara tatap muka, karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung
kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Bentuk ini dapat pula dikatakan
sebagai langkah awal bagi intitusi pendidikan yang akan menyelenggarakan
pembelajaran berbasis teknologi informasi, sebelum menyelenggarakan
pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks, seperti web centric
course atau pun web course.
Baik pada model web course, web
centric course ataupun web enhanced course, terdapat beberapa komponen
aktivitas seperti informasi, bahan belajar, pembelajaran ataupun komunikasi,
penilaian yang bervariasi. Secara umum komponen aktivitas dan strukturnya dapat
diterapkan dalam pengembangan pembelajaran melalui internet.
B.
Peluang dan Tantangan
Integrasi Web dalam
kegiatan pembelajaran memiliki kegunaan atau manfaat yang sangat signifikan, sehingga menjadi peluang penting bagi
perkembangan dunia pendidikan. Secara deskriptif, nilai
kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua
konteks berbeda. Pertama, kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran
konvensional atau direct learning yang melibatkan tatap muka secara
langsung antara guru dan siswa. Kedua,
kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran tidak langsung (indirect
learning), sebagaimana yang biasa dilakukan dalam pendidikan terbuka (open
education) maupun pendidikan jarak jauh (distance education).
Dalam konteks di tanah
air, hasil penelitian Kusnandar, Chairuman, dan Kurniwati menunjukkan,
setidaknya, terdapat beberapa kontribusi penting portal Web dalam pembelajaran
yang bersifat langsung (tatap muka). Portal Web EdukasiNet, misalnya,
memiliki kontribusi penting terhadap penyediaan bahan belajar, terutama bagi
guru dan siswa. Melalui Web ini, para guru maupun siswa-siswa pengguna dapat
memperoleh berbagai sumber bahan belajar yang meliputi bahan belajar yang
berkaitan dengan semua mata pelajaran untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), modul online, pengetahuan
populer, berita serta artikel pendidikan dengan cara mengunduh (downloading)
atau memanfaatkannya secara langsung di dalam kelas. Selain itu, para siswa
juga dapat menguji kemampuan atau kompetensi semua mata pelajaran yang
dipelajarinya secara online. Sedangkan bagi para guru dapat memperoleh
informasi mengenai teknik dalam belajar dan membelajarkan siswa. Termasuk pula,
mereka dapat berbagi ilmu dengan guru lain dengan cara mengirimkan karyanya
berupa bahan belajar berbasis web ke administrator EdukasiNet untuk diunggah (uploaded).
Selain itu, Web dalam
pembelajaran langsung juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dan
kolaborasi lintas guru dan siswa. Dalam konteks ini, para guru pengguna; 1)
dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama guru dari sekolah
lain di Indonesia secara online dengan memanfaatkan fasilitas forum
guru, baik melalui e-mail, millist atau
chatting; dan 2) dapat mengirimkan ide, pengalaman, karya ilmiah
atau berita pendidikan ke adminstrator Web untuk disebarkan luaskan dalam feature
artikel dan news Web. Sementara bagi para siswa dapat menggunakan Web
sebagai media berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama siswa
dari sekolah lain dengan memanfaatkan fasilitas forum siswa.
Pengembangan pembelajaran berbasis
internet, terlebih dahulu perlu dilakukan pengkajian atas seluruh unsur dan
aspek sebagaimana telah diuraikan di atas, sehingga bisa didapatkan pegangan
sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pengembangan sistem pembelajaran
berbasis internet, inilah tantangannya. Di samping itu juga diperlukan
pertimbangan dan penilaian atas beberapa hal yang tidak kalah pentingnya antara
lain:
1.
Keuntungan. Sejauh mana sistem pembelajaran berbasis internet akan
memberikan keuntungan bagi intitusi, staf pengajar, pengelola, dan terutama
keuntungan yang akan diperoleh siswa dalam meningkatkan kualitas mereka apabila
dibandingkan dengan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara konvensional
2.
Biaya pengembangan infrastruktur serta pengadaan peralatan software
3.
Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur, mengadakan
peralatan serta sofware tidaklah sedikit. Untuk itu perlu dipertimbangkan
hal-hal seperti, apakah akan membangun suatu jaringan secara penuh ataukah
secara bertahap, apakah akan mengadakan peralatan yang sama sekali baru ataukah
meng-upgrade yang sudah ada atau scound. Mesti diperhatikan bahwa sofwere yang
asli bukan bajakan harganya relatif mahal. Untuk itu dipertimbangkan kemampuan
menyediakan dana dalam setiap pengambilan keputusan.
4.
Biaya operasional dan perawatan. Suatu sistem akan berjalan apabila
dikelola secara baik. Dengan demikian, sistem pembelajaran berbasis internet
ini, juga diperlukan biaya operasional dan perawatan yang tentunya tidak
sedikit. Biaya operasional, honor pengelolaan, biaya langganan ISP (Internet
Service Provider), biaya langganan saluran telepon tersendiri dan biaya pulsa
telepon apabila berkeinginan menggunakan dial-up. Sedangkan biaya perawatan
termasuk penggantian suku cadang yang mengalami kerusakan baik karena umur
maupun kesalahan prosedur pemakaian. Untuk menanggulangi biaya 'operasional dan
perawatan tersebut, dapat dilakukan dengan mendayagunakan sistem tersebut agar
mampu menghasilkan uang (income generating), antara lain dengan membuka warnet
untuk umum, mengadakan pelatihan-pelatihan dan lain-lain.
5.
Sumberdaya manusia. Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan
sistem pembelajaran, diperlukan sejumlah sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan integritas yang tinggi. Dalam hal ini termasuk guru-guru yang
harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran melalui internet. Untuk keperluan
itu hendaknya dilakukan identifikasi dan kemudian dipersiapkan tenaga-tenaga
tersebut, apakah bisa dicukupi dari dalam ataukah harus merekrut tenaga-tenaga
barn. Untuk membekali tenaga-tenaga tersebut perlu diberikan pelatihan,
diperhitungkan lama waktu pelatihan, tempat pelatihan, cara pelatihan agar bisa
menfhasilkan tenaga yang memiliki kualifikasi.
6.
Siswa. Yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah
mengetahui sejauhmana kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan internet yang akan diselenggarakan. Kalau internet merupakan
sesuatu yang baru bagi sebagian besar siswa, tentunya perlu dilakukan
serangkaian upaya untuk mengkondisikan agar mereka siap berpartisipasi secara
aktif dalam sistim pembelajaran yang baru tersebut. Adalah hal yang tidak mudah
untuk merubah kebiasaan mereka yang telah terbiasa belajar secara tatap muka
secara konvensional selama bertahun-tahun, yang tentunya telah menjadi gaya
belajar atau kebiasaan yang sudak mendarah daging.
C.
Pengembangan Pembelajaran Berbasis Internet
Berdasarkan kajian dan pertimbangan
sebagaimana telah dibahas di atas, kemudian sistem pembelajaran internet
dikembangkan melalui tiga cara pengembangan yaitu:
- Menggunakan sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, seperti e-mail, IRC (Internet Relay Chat), word wide web, seach engine, millis (milling list) dan FTP (File Transfer Protocol).
- Menggunakan sofware pengembang program pembelajaran dengan internet yang dikenal dengan Web-Course Tools, yang di antaranya bisa didapatkan secara gratis ataupun bisa juga dengan membelinya. Ada beberapa vendor yang mengembangkan Web Course Tools seperti Web CT, Web fuse, Top Class dan lain-lain.
- Mengembangkan sendiri program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan (tailor made), dengan menggunakan bahasa ''pemrograman seperti ASP (Active Server Pages) dan lain-lain.
Setiap cara memiliki kelebihan dan
kekurangan, misalnya pengembangan program pembelajaran dengan menggunakan
fasilitas internet mempunyai kelebihan biayanya sangat murah dibandingkan yang
lain, namun ada kekurangan yaitu dalam pengelolaan agak sulit karena sifatnya
tidak terintegrasi. Sedangkan apabila menggunakan Web Course Tools atau
pengembangan secara taillor-made biayanya jauh lebih mahal, namun memiliki
kelebihannya yakni mudah dalam pengembangan dan pengelolalaannya, lebih power
full, dan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk memilih salah satu cara yang
akan dipakai, ditentukan pada pertimbangan berdasarkan kajian terhadap berbagai
hal seperti yang telah dibahas dibagian terdahulu tadi. Namun pada dasarnya
mendayagunakan internet untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan adalah
hal yang sangat layak untuk segera dilaksanakan secara luas di
institusi-institusi penyelenggara pendidikan di Indonesia.
Dalam implementasi pembelajaran,
terdapat model penerapan yang bisa digunakan, yaitu: Selective Model,
Sequential Model, Static Station Model, dan Laboratory Model. Adapun
penjelasannya sebagaimana berikut:
1.
Selective Model
Model selektif ini digunakan jika
jumlah komputer di sekolah sangat terbatas (misalnya hanya ada satu unit
komputer). Di dalam model ini, guru harus memilih salah satu alat atau media
yang tersedia yang dirasakan tepat untuk menyampaikan bahan pelajaran. Jika
guru menemukan bahan yang bermutu dari internet, maka dengan terpaksa guru
hanya dapat menunjukan bahan pelajaran tersebut kepada siswa sebagai bahan
demonstrasi saja. Jika terdapat lebih dari satu komputer di sekolah/kelas, maka
siswa harus diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung.
2.
Sequential Model
Model ini digunakan jika jumlah
komputer di sekolah/kelas terbatas (misalnya hanya dua atau tiga unit
komputer). Para siswa dalam kelompok kecil secara bergiliran menggunakan
komputer untuk mencari sumber pelajaran yang dibutuhkan atau untuk mencari informasi
baru.
3.
Static Station Model
Model ini digunakan jika jumlah
komputer di sekolah/kelas terbatas, sebagaimana halnya dalam sequential
model. Di dalam model ini, guru mempunyai beberapa sumber belajar yang
berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bahan belajar digunakan
oleh satu atau dua kelompok siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Kelompok siswa lainnya menggunakan sumber belajar yang lain untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
4.
Laboratory Model
Model ini digunakan jika tersedia
sejumlah komputer di sekolah/laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan
internet, di mana siswa dapat menggunakannya secara lebih leluasa (satu siswa
satu komputer). Dalam hal ini, bahan belajar dapat digunakan oleh seluruh siswa
sebagai bahan pembelajaran mandiri.
Setiap model yang dapat digunakan
dalam pembelajaran di atas masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan.
Pemilihannya bergantung kepada infrastruktur telekomunikasi dan peralatan yang
tersedia di sekolah. Bagaimanapun upaya pembelajaran dengan pendekatan ini
perlu terus dicoba dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan yang
dihadapi di masa yang akan datang.
Subhanalloh,... syukron ibuqu, kakakqu, saudariqu.... tugas makalah pak Amron ada disini semuana,.. izin copy paste ea,.. mugi barrokah elmuna. aamiin............
BalasHapusEasy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT
BalasHapusAt least 160 000 men and women are hacking their diet with a easy and SECRET "water hack" to lose 1-2lbs each night as they sleep.
It is effective and it works with anybody.
This is how to do it yourself:
1) Go grab a glass and fill it up with water half the way
2) Now do this amazing hack
you'll become 1-2lbs lighter in the morning!