Senin, 05 Januari 2015

makalah sistem informasi dan komunikasi pendidikan



Model-model pembelajaran berbasis komputer (TIK)
(Makalah Sistem Informasi dan Komunikasi Manajemen Pendidikan, Dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan)

Oleh:
Siti Julaiha

Dosen: Drs. Amron Nasution, M.Pd

FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH
JAKARTA 1435 H/2013 M
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu :
e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.

Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).
Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan mengenai model-model pembelajaran yang berbasis TIK tersebut.



1.      COMPUTER BASED TRAINING (CBT)
a.       Sejarah lahirnya CBT
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
§  Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
§  Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
§  Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
§  Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
b.      pengertian  Sejarah lahirnya CBT
CBT atau singkatan dari Computer Based Training merupakan merupakan media komunikasi berbasis CD/LAN/WEB Interactive yang dibuat sebagai alat pelatihan dan pengenalan materi internal  perusahaan.
CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya.
Pelatihan berbasis komputer (CBT) adalah kegiatan belajar yang dapat diakses melalui komputer atau perangkat genggam. Biasanya hadir CBT konten secara linear, seperti membaca buku online atau manual. Untuk alasan ini, mereka sering digunakan untuk mengajarkan proses statis, seperti menggunakan perangkat lunak atau menyelesaikan persamaan matematika. Istilah Computer-Based Training sering digunakan bergantian dengan pelatihan berbasis Web (WBT) dengan perbedaan utama sebagai metode pengiriman. Di mana biasanya CBT disampaikan melalui CD-ROM, WBT disampaikan melalui internet menggunakan web browser. Menilai belajar dalam CBT biasanya datang dalam bentuk pilihan ganda pertanyaan, atau penilaian lain yang dapat dengan mudah dinilai oleh komputer seperti drag-and-drop, tombol radial, simulasi atau sarana interaktif lainnya. Penilaian dapat dengan mudah mencetak dan direkam melalui software online, langsung memberikan umpan balik pengguna akhir dan penyelesaian status. Pengguna seringkali mampu mencetak catatan penyelesaian dalam bentuk sertifikat.
CBT memberikan rangsangan belajar di luar metodologi pembelajaran tradisional dari buku teks, manual, atau ruang kelas berbasis instruksi. Sebagai contoh, CBT user-friendly menawarkan solusi untuk memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan. Alih-alih membatasi mahasiswa untuk mengikuti kursus atau membaca manual pencetakan, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui metode yang jauh lebih kondusif untuk belajar individual preferensi.
CBT  dapat menjadi alternatif yang baik untuk bahan pembelajaran cetak sejak rich media, termasuk video atau animasi, dengan mudah dapat ditanamkan untuk meningkatkan pembelajaran. Keuntungan lain untuk CBTs adalah bahwa mereka dapat dengan mudah didistribusikan ke khalayak luas pada biaya yang relatif rendah sekali pengembangan awal selesai.
Penggunaan CBT didalam internal perusahaan sangat informatif dan praktis, karena selain diisi dengan materi-materi tentang perusahaan, CBT bisa memuat games/quiz sebagai aspek hiburan terhadap karyawan perusahaan. karena berbasis CD/LAN/Web, CBT dengan mudah terhubung dengan jaringan internal sehingga cakupan informasi dapat dicapai secara keseluruhan office. Penggunaan CBT dapat menekan biaya training staf oleh management, selain juga staf yang bersangkutan bisa menyelesai training dimana saja dan kapan saja secara lebih flexibel.
Sebuah system CBT  terdiri dari system/ platform/ software dan modul-modul pembelajaran multimedia. System/ platform dan modul-modul ini diinstalasi pada sebuah komputer server, yang bisa diakses di komputer-komputer klien di seluruh jaringan intranet perusahaan. Lorco Multimedia adalah penyedia jasa pembuatan e-learning, baik e-learning platform maupun modul. Tim kami dapat membantu anda untuk membangun sebuah sistem e-learning yang handal dan modul-modul multimedia pendukung yang tidak hanya komprehensif tetapi juga kreatif dan mudah dipahami pengguna.
Modul CBT yang pernah dikerjakan:
  1. CBT Office Safety Ratu Prabu 2 (PT ConocoPhillips Indonesia)
  2. CBT General Site Orientation (PT ConocoPhillips Indonesia)
  3. CBT CHSEMS (PT ConocoPhillips Indonesia)
  4. CBT Electrical Safety (PT ConocoPhillips Indonesia)
  5. CBT Site Orientation – Field Belanak (PT ConocoPhillips Indonesia)
  6. CBT H2S and Mercury (PT ConocoPhillips Indonesia)
  7. CBT Site Orientation – Field Rawa (PT ConocoPhillips Indonesia)
  8. CBT Contract Management Course (PT ConocoPhillips Indonesia.
c.       Kelebihan, kelemahan dan optimalisasi CBT
 Kelebihan Computer Based Training (CBT) :
1)      Tampilanya bisa menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar (video), serta animasi.
2)      Dapat mengakses informasi secara instan dari manapun yang dicakup dari compact dist tersebut.
3)      Menghasilkan gambar yang lebih jelas.
4)      Program dan sistem computer based training (CBT) yang lebih canggih lebih memungkinkan pembelajaran mengakses lebih banyak, bukan hanya satu macam pilihan seperti pada audiotape atau videotape.
5)      Menyediakan fasilitas akses informasi yang lebih banyak.
6)      Dapat disesuaikan dengan motivasi, kemampuan dan kecepatan pembelajaran.
7)      Mengurangi kekhawatiran pembelajaran jika kurang paham.
8)      peserta dapat belajar sesuai kecepatan pemahaman masing – masing. Ini berarti peserta yang cepat paham dapat terus belajar tanpa perlu menunggu yang lain, sementara peserta yang lebih lambat dapat terus belajar di modul itu hingga mengerti tanpa merasa malu atau cemas akan menghambat peserta lainnya.
9)      Siapapun dapat belajar tanpa perlu dibatasi ruang dan waktu. Mereka dapat menyesuaikan waktu pembelajaran sesuai dengan ketersediaan waktu mereka.
10)  Umumnya CBT dibekali dengan tutorial interaktif, latihan, simulasi melalui video yang diakses online maupun dalam bentuk cd-rom.

Kelemahan Computer Based Training (CBT) :
1)      Kelemahan mendasar dari penggunaan program ini adalah tidak adanya interaksi antar manusia. jadi untuk peserta yang lebih menyukai interaksi dalam metode pembelajaran tradisional akan melihat pembelajaran dengan metode CBT sangat sulit bagi mereka.
2)      Memerlukan biaya mahal. (untuk mengembangkan materi, biaya software maupun hardware yang digunakan)
Optimalisasi Computer Based Training (CBT) :
1)      Kemahiran mengopersikan peralatan komputer merupakan syarat utama.
2)      Bila ingin mengoperasikan, perhatikan terlebih dahulu mekanismenya.
Jadi metode pembelajaran tradisional di kelas maupun CBT masing – masing memiliki kekurangan dan kelebihannya masing – masing, tinggal kita menyesuaikan sesuai kebutuhan kita masing – masing
2.      COMPUTER BASED INSTRUCTION (CBI)

a.       Pengertian Computer Based Instruction (CBI)
CBI (Computer Based Instruction) adalah sebuah pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana utama atau alat bantu yang mengkomunikasikan materi kepada siswa (Indro, 2010). Pada CBI komputer menjadi pusat pembelajaran (center of learning) dimana siswa berperan lebih aktif dalam mempelajari suatu materi dengan media utama komputer. Dalam hal ini materi pengajaran disusun secara sistematis dan dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman, perangkat lunak atau software Animasi (seperti flash dll.) Pemrograman materi pembelajaran tersebut meliputi penyampaian informasi, pemberian contoh soal, tugas-tugas dan soal-soal latihan.
Penggunaaan CBI dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan model. Bower and Hilgard(Arifin, 2007:. 34) membagi dalam tiga model pembelajaran yaitu : Tutorial, drill-practice procedure, mensimulasikan problem-problem actual, eksperimen tanpa menggunakan alat dan bahan. Copper ed. (Arifin, 2007: 34) membagi dalam tiga model pembelajaran yaitu : presentasi kelas, demonstrasi, simulasi. Sedangkan Heinich, et al (Arifin, 2007:. 34) mengembangkan ke dalam enam model, yaitu Tutorial, praktek dan latihan (drills and practice), simulasi (simulation), permainan (games), penemuan (discovery), dan pemecahan masalah (problem solving).
Terkadang orang seringkali menyamakan metode CBI dengan CAI (Computer Assisted Instruction), padahal keduanya merupakan 2 metode yang berbeda. Adapun perbedaannya:
a. CAI : Peran guru tidak semuanya hilang dan computer hanya berperan sebagai pendamping guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
b.CBI : Computer menjadi pusat pembelajaran dimana siswa berperan aktif dalam mempelajari suatu materi dengan madia utama computer.

Computer Based Instruction (CBI) merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang menggunakan komputer dalam proses belajar mengajarnya. CBI merupakan istilah umum untuk segala kegiatan belajar yang menggunakan komputer, baik sebagian maupun secara keseluruhan (Hermawan, 2003 : 31). Selanjutnya Munir mengungkapkan dalam bukunya bahwa peran yang dimainkan oleh komputer dalam kelas tergantung kepada tujuan pengajaran dan pembelajaran itu sendiri (Munir, 2008 : 97). Langkah-langkah berikut berguna untuk memastikan bahwa komputer memainkan peranan yang terbaik sebagai alat bantu mengajar untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran (Bramble dalam Munir, 2008 : 97), yaitu:
  1. Menentukan sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
  2. Membuat isi pengajaran dan menentukan dimana serta bagaimana komputer bisa digunakan secara efektif di dalamnya.
  3. Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional) untuk menentukan di mana komputer bisa digunakan untuk meningkatkan pencapaian sasaran dan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
  4. Memberi penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional) untuk menentukan bagaimana kekurangan dalam metodologi yang diharapkan  dapat diperbaiki untuk memaksimalkan penggunaan komputer secara lebih efektif.
  5. Merancang proses pengajaran dan pembelajaran serta operasionalnya sesuai hasil kajian yang diperoleh dari keempat langkah-langkah sebelumnya.
b.      Konsep CBI di dalam pembelajaran 

Pembelajaran berbasis komputer di dalam kelas pada hakekatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dibutuhkan kerjasama diantara setiap pihak di dalam kelas. Walaupun dalam CBI ini komputer memegang peranan vokal, namun posisi guru tidak bisa digantikan sepenuhnya. Peran guru yang pada konsep pembelajaran tradisional bersifat sebagai mediator dan pusat pembelajaran, pada konsep CBI guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Davis dalam bukunya bahwa sistem pembelajaran menyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan (Davis, 1974 : 30). Oleh karena itu, guru harus memenuhi kualifikasi tertentu agar berperan dengan baik dalam pembelajaran berbasis komputer. 

Di semua bidang teknologi, kepakaran dari pengguna dalam menggunakan suatu teknologi merupakan faktor  yang dapat menentukan keberhasilan teknologi tersebut. Demikian pula dengan pengguna TIK di dalam kelas. Meskipun kebanyakan software multimedia memiliki ciri-ciri mudah digunakan (user friendly) tetapi kemahiran pengajar dan peserta didik menggunakan software multimedia merupakan faktor penting dalam menentukan  keberkesanannya dalam proses belajar mengajar (Munir, 2008 : 99).

Selanjutnya Bramble mengemukakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengajar (Bramble dalam Munir, 2008 : 98) dalam hal ini meliputi:
  1. Pengoperasian dan pemeliharaan perangkat keras.
  2. Pengetahuan tentang pemilihan perangkat lunak yang sesuai untuk pengajaran.
  3. Integrasi pengajaran dan pembelajaran melalui komputer dalam kurikulum.
  4. Teknik-teknik pengajaran menggunakan komputer. 
  5. Pengetahuan tentang fungsi bantuan pengajaran (instructional support functions) yang disediakan oleh suatu komputer.
  6. Kepekaan terhadap teknologi terkini.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK meliputi :
  1. Pengetahuan dalam mengoperasikan perangkat keras.
  2. Kemampuan digunakan. dalam mengoperasikan perangkat lunak yang
  3. Pemahaman tentang pengoperasian dan peraturan-peraturan keamanan dalam penggunaan perangkat keras dan lunak.
  4. Pengetahuan tentang tindakan yang perlu dilakukan apabila masalah - masalah yang terjadi kemudian bermunculan.
5.      Tujuan ComputerBased Instruction

c.       Beberapa tujuan CBI sebagai berikut.

ü  Tujuan dari pembelajaran melalui CBI model tutorial adalah untuk memberikan “kepuasan” atau pemahaman secara tuntas (Mastery) kepada siswa mengenai materi atau bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya.
ü  Tujuan dari Instructional games adalah untuk menyediakan suasana (lingkungan) yang memberikan fasilitas belajar yang menambah kemampuan siswa.
ü  Dengan menggunakan berbagai macam modul multimedia yang berbeda, perangkat lunak dapat membantu mengajar siswa potongan bahan kurikulum. Siswa mulai belajar melalui penggunaan tutorial, terus belajar melalui praktek dibimbing, menambah pemahaman mereka dengan menonton animasi atau menjalankan simulasi, menikmati menerapkan materi belajar dengan bermain game, dan akhirnya, menunjukkan bahwa mereka telah belajar materi dengan mengambil tes.



3.      DISTANCE LEARNING

a.       Sejarah Distance Learning
Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan antara tiga perkembangan teknologi dan tadisi, yaitu : distance learning, computer-conveyed education, dan teknologi internet (internet technology). “Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Inggris pada pertengahan tahun 1800. Pada tahun 1840, Sir Isac Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat. Dan pada tahun 1980 an, International Correspondence Schools (ICS) membenagun metode perkuliahan “home-study courses” yang pada saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu.
Banyak sekali sistem pembelajaran jarak jauh yang telah diterapkan, yang pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori : sistem berbasis video dan sistem berbasis data. Sistem berbasis video mulai muncul tahun 1960-an dimana ketika itu merupakan era meluasnya kepemilikan televisi. Dengan merekam materi belajar ke dalam kaset video dan diputer pada stasiun-stasiun televisi, sistem ini memiliki jangkauan geografis yang cukup besar. Salah satu kelemahan sistem ini adalah kurangnya interaksi dan komunikasi dua arah antara pengajar dan peserta.
Untuk sistem berbasis data dapat kita klasifikasikan dalam dua kategori : groupware dan internet. Pada groupware, biasanya menggunakan perangkat lunak yang termasuk dalam kategori computer-supported coorperative (cscw), dimana melalui perangkat lunak ini, sudah tersedia layanan seperti electronic messaging, data conferencing, dan messaging gateways. Pada goupware ini aplikasi komputer untuk sistem pembelajaran jarak jauh digolongkan menjadi empat kategori:
§  Computer Assisted Instruction (CAI) – menggunaan komputer sebagai media pengajar (teaching machine) untuk menampilkan pelajaran. Ada beberapa Model CAI, antara lain : untuk latihan dan praktek, tutorial, simulasi dan game, dan pemecah masalahah (problem solving)
§  Computer Managed Instruction (CMI) – menggunakan penyimpanan komputer , dan mempunyai kemampuan untuk mengorganisasi perintah dan aktivitas murid dan hasil kemajuan (progress).
§  Computer Mediated Communication (CMC)-menggunakan aplikasi komputer sebagai fasilitas komunikasi. Sebagai contoh electronic mail, computer confrencing, dan bulletin board.
§  Computer-Based Multimedia – ini adalah generasi yang sedang dikembangkan karena mempunyai kemampuan yang powerful, fleksibel, nyaman. Computer based multimedia mengintegrasikan berbagai macam video, voice, dan teknologi komputer kedalam sebuah sistem yang dapat dikirim dan diakses dengan mudah.
Internet berkembang sangat cepat sekali pada tahun 1990 an. Dengan munculnya berbagai teknologi web, menjadikan web adalah media yang menarik dengan tampilan dan content yang kompleks. Pada internet , sistem ini menggunakan layanan-layanan standar seperti World Wide Web (WWW), File Transfer Protokol (FTP), dan lain sebagainya yang berbasis pada protokol TCP/IP ( Transfer Control Protokol/Internet Protokol).
Dengan kemajuan teknologi yang sudah ada sekarang ini, teknologi yang pada awalnya masih terpisah dapat dijadikan satu kesatuan, kita dapat menemukan solusi yang lebih komprehensif. Kita dapat memasukan materi-materi video ke dalam jaringan internet dengan terlebih dulu melakukan perubahan format video itu sendiri, Maka dari itu kita dapat memiliki sebuah sistem yang berbasis video, groupware, dalam jaringan internet berbasis TCP/IP.
b.      Pengertian Distance Learning
Distance Learning (Belajar Jarak Jauh) mempunyai beberapa definisi  antara lain yang dikemukakan oleh Keegan, D.,”distance education & training result from the technological separation of teacher & learner which frees the student from the necessity of traveling to “a fixed place, at a fixed time, to meet a fixed person, in order to be trained” . Sedangkan e-learning mempunyai difinisi: the systematic use of networked multimedia computer technologies to empower learners, improve learning, connect learners to people and resources supportive to their needs, and to integrate learning with performance and individual with organizational goals. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa distance learning merupakan salah satu bagian/ makna dari e-learning.
Distance Learning merupakan suatu sistem pembelajaran yang menggunakan dua pendekatan secara filosofi dan penggunaan teknologi. Filosofi dari distance learning adalah menurunkan barrier ke pendidikan dan memungkinkan peserta ajar untuk belajar sesuai dengan yang diinginkan, waktu yang diinginkan dan dapat berlangsung dengan tempat berbeda. Sedangkan teknologi digunakan sebagai media proses pembelajaran.
Dengan adanya Distance Learning ini diharapkan ada tiga kategori pengembangan, yaitu: mengkonversi adanya sistem belajar mengajar tatap muka yang konvensional menjadi lebih fleksibel dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan model video conference atau dengan model e-learning (v-class dan v-lab), menjadikan institusi pendidikan jarak jauh yang diakui kreditnya, dan mengkonversi pengajar konvensional, dan bahan ajar menjadi sistem elektronik.
Dengan adanya distance learning ini, diharapkan memberikan kemudahan bagi peserta ajar dan dosen untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Konsep dari pembelajaran jarak jauh yang lebih dikenal dengan istilah distance learning atau distance education, yaitu suatu sistem pendidikan dimana terdapat pemisahan antara pengajar dan siswa baik secara ruang dan/atau waktu. Disarankan kepada stakeholder untuk mengadakan identifikasi kebutuhan belajar, gaya belajar, dan infrastruktur sebelum memulai distance learning. 
Dari pendapat tersebut tampak bahwa belajar jarak jauh yang kadang disebut juga dengan istilah e-learning merupakan sistem pembelajaran yang dirancang khusus menggunakan alat komunikasi elektronik. Belajar jarak jauh lebih murah dan kondisi geografis tidak menjadi halangan. Peserta pembelajaran yang memiliki masalah dalam penjadwalan dan jarak bisa mendapatkan keuntungan sebab pendidikan jarak jauh lebih fleksibel dalam waktu dan dapat disampaikan hampir di mana saja.  
Greenberg (1998) mendefinisikan pembelajaran jarak jauh sebagai "sebuah rencana pengajaran/pengalaman belajar yang menggunakan spektrum yang luas dari teknologi untuk menjangkau peserta didik di kejauhan dan dirancang untuk mendorong interaksi peserta didik belajar dan sertifikasi". Sedangkan Teaster dan Blieszner (1999) berpendapat  "istilah pembelajaran jarak jauh telah diaplikasikan ke berbagai metode instruksional".
Proses distance learning bisa secara synchronous, di mana pengajar dan peserta didik dapat berinteraksi dalam waktu yang sama walaupun tidak dalam satu tempat, seperti contohnya teleconference. Sedangkan Asynchronous, peserta didik berinteraksi dapat pada waktu yang tidak sama dan tempat yang tidak sama juga, contohnya media Compact-disk (CD), dan e-learning. Distance learning juga dapat memperluas jangkauan dan jumlah peserta didik (Kozlowski, 2002).
Dari definisi tersebut kita dapat melihat bahwa peserta didik dan instruktur/penyaji/ widyaiswara dipisahkan oleh ruang, tetapi belum tentu oleh waktu. Sebab saat ini kita bisa langsung melakukan chatting, menggunakan webcam untuk berkomunikasi, video instruksional, video conference interaktif, dan lain-lain.

Distance Learning atau pembelajaran jarak jauh, adalah bidang pendidikan yang berfokus pada pedagogi, teknologi, dan desain sistem instruksional yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para siswa yang tidak secara fisik "di situs" di kelas tradisional atau kampus. Ini telah digambarkan sebagai "suatu proses untuk membuat dan menyediakan akses untuk belajar ketika sumber informasi dan peserta didik dipisahkan oleh waktu dan jarak, atau keduanya". Dengan kata lain, pembelajaran jarak jauh adalah proses menciptakan pendidikan pengalaman kualitas yang sama bagi pelajar terbaik sesuai dengan kebutuhan mereka di luar kelas. program pendidikan Jarak Jauh yang memerlukan kehadiran fisik di tempat karena alasan apapun (termasuk mengambil ujian) dianggap kursus hibrida atau dicampur studi. Teknologi baru ini menjadi banyak digunakan di universitas-universitas dan lembaga di seluruh dunia. Dengan tren baru-baru ini kemajuan teknologi, pembelajaran jarak jauh menjadi lebih diakui untuk potensialnya dalam memberikan perhatian individual dan komunikasi dengan siswa internasional. Kutipan teori pedagogis dari pendidikan jarak jauh adalah "jarak transaksional".

c.       Peran-peran Utama dalam Distance Learning
Dibawah ini adalah deskripsi singkat mengenai peran-peran kunci utama dalam pembelajaran jarak jauh :
           ·          Siswa (student), peran utama dari siswa disini adalah belajar. Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang baik, motivasi, perencanaan, dan kemampuan untuk menganalisa materi perkuliahan, tugas, dan tes yang diberikan seorang instruktur kepada siswa. Kemampuan berinteraksi antara dosen dengan siswa sangat bergantung pada hubungan teknis (technical linkage) yang menjembatani batasan antara kelas yang terpisah dengan partisipasi siswa.
           ·          Kampus (faculty), kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini sangat ditentukan oleh kampus. Pada sistem kelas tradisional, tanggung jawab seorang isntruktur adalah memberikan materi kursus dan memberikan keperluan yang dibutuhkan siswa. Hal yang menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar secara jarak jauh. Seorang instruktur harus mampu membuat sistem pemahaman yang mudah, mengadaptasikan cara mengajar antara sistem kelas tradisional dengan teknologi dari sistem pembelajaran jarak jauh.
           ·          Fasilitator, sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar. Agar efektif maka fasilitator harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa dengan pengajar.
           ·          Staff pendukung (support staff), secara individual bagian ini tidak begitu menonjol, tetapi pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari support service sangat menentukan dari kesuksesan distance learning, yang antara lain adalah dalam sistem pendaftaran mahasiswa (regsitration), penggandaan dan penyebaran materi, pengaturan jadwal (schedulling), pemrosesan laporan penilaian (grades), pengaturan hal teknis, dan lain sebagainya.
           ·          Administrator, meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada perencanaan awal sistem distance learning, tapi administrator juga berperan sebagai consensus builder, pengambil keputusan (decision maker), refree. Administrator bekerja secara personal dan memastikan resource dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif, dan selalu bertanggung jawab dalam memaintenance sistem.

d.      Jenis program Distance Learning
1)      Correspondence dilakukan melalui surat biasa
2)      Internet dilakukan baik sinkron atau asynchronous
3)      Telecourse / Penyiaran, di mana konten yang disampaikan melalui radio atau televise
4)      CD-ROM, di mana siswa berinteraksi dengan konten komputer disimpan pada CD-ROM
5)      PocketPC / Mobile Belajar dimana mahasiswa mengakses isi kursus yang tersimpan pada perangkat mobile atau melalui server nirkabel
6)      Pembelajaran jarak jauh Terpadu, integrasi hidup, pengajaran dalam kelompok atau interaksi dengan kurikulum pembelajaran jarak jauh

d. Manfaat Distance Learning
1)      Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
2)      Tidak terbatas oleh waktu. Pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Proses pembelajaran ini sangat cocok diterapkan bagi karyawan/pegawai. Proses pendidikan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Sehingga, karyawan/pegawai masih tetap berkontribusi bagi perusahaan tempat mereka bekerja.
3)      Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik, bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peserta didik.
4)      Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada pembelajar lain atau pengajar.
5)      Keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan IPTEK. Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
6)      Pembelajar jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga menarik perhatian pembelajar.

e.       Kelebihan Distance Learning
Keuntungan yang diperoleh dari sistem pembelajran jarak jauh berbasis web ini antara lain :
1)      Menghemat biaya
Teknologi yang menggunakan sistem distance learning ini akan lebih menghemat 40-60% biaya pendidikan pada sistem kelas tradisional. Sistem ini akan mengurangi biaya-biaya utama yang harus dikeluarkan baik siswa, dosen, dan kampus. Biaya yang dihemat antara lain pada :
ü  Biaya Perjalanan, hampir 40% biaya pendidikan adalah pada biaya perjanlalan ., yang antara lain digunakan untuk membayar transportasi bis, taxi, parkir, makan, dan lain sebagainya.
ü  Biaya Fasilitas dan Penyelenggaraan, sistem distance learning berbasis web ini akan mengemat biaya untuk penyediaan fasilitas kelas seperti meja, kursi, whiteboard, dan berbagai macam kebutuhan kelas lainnuya. Dengan menggunakan virtual library, simulasi, dan sistem on-line akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kampus sebagai penyelenggara pendidikan.
ü  Biaya Administrasi, dengan sistem ini administrasi kampus akan lebih mudah dan ringan. Pekerjaan bagi seorang administrasi seperti : pendaftaran mahasiswa, penyebaran dan penyediaan materi kuliah, pengaturan penilain, pengumpulan saran-saran, dan lain sebagainya tidak perlu dilakukan secara manual.
ü  Biaya Gaji, seorang pekerja atau dosen akan dibayar sesuai dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk proses mengajar. Meskipun waktu proses belajar mengajar sistem Distance learning berbasis web dengan sistem kelas tradisional hampir sama, tetapi biaya yang digunakan untuk biaya transportasi dan akomodasi akan terkurangi. Sebagai contoh seorang dosen yang mengajar untuk tiga hari pertemuan, tetapi dia diasumsikan mebutuhkan waktu lima hari untuk berangkat dan kepulangan. Dengan sistem ini biaya tiga hari kuliah akan dibayar tiga hari gaji.
MCI WorldCom University telah menggunakan sistem training secara on-line dan telah menghemat biaya sebesar $2.68 million USD pada tahun 1998, yang digunakan untuk travel, penyediaan fasilitas, gaji ($ 1500 per siswa), dan pengemabngan infrastruktur lainnya.

2)      Memperbaiki Sistem Pengajaran
Meskipun sebuah sistem baru, implementasi distance learning ini dalam proses pengajaran sangat banyak, antara lain :
ü   Memperbanyak aktifitas siswa
Dengan sistem ini akan menuntut siswa untuk lebuh aktif . Siswa tidak hanya duduk dan medengarkan saja, tetapi dia akan lebih aktif dan harus bepikir. Siswa akan lebih mengontrol sistem pembelajarannya sendiri. Dengan kondisi ini maka siswa akan merasa lebih bertanggung jawab dan belajar secara efektif.
ü  Memperluas dalam perolehan sumber data dan sumber pengetahuan (knowledge resource)
Dengan terkoneksi internet secara global maka siswa dapat mengeksplorasi sendiri sumber-sumber data untuk dipelajari dan dianalisis. Internet yang menyipan berjuta-juta informasi dapat menjadi media perpustakaan bagi siswa.
ü  Kerjasama
Dengan menggunakan discussion board maka siswa dapat saling berkomunikasi untuk berdiskusi, berdebat, dan saling bertuka pikiran dengan sesama siswa, dosen, bahkan orang luar secara global menggunakan koneksi internet.
ü  Lebih nyaman
Dari berbagai penelitian dipeoleh data bahwa sekitar 81% siswa merasa lebih nyaman menggunakan sistem pembelajran jarak jauh ini. Mereka lebih memiliki keberanian untuk bertanya kepada instruktur dan mendapatkan jawaban dari permasalahan mereka sesuai kebutuhan mereka.
ü   Kebebasan siswa dan Universalitas
Distance learning ini mampu menyesiakan dengan berbagai type siswa dan personalitas seperti : kecepatan berpikir, masalah bahasa (verbal), akititas siswa, introvet/ekstrovet, dan lain sebagainya. Semua siswa akan merasa diperlakukan sama. Dengan demikian siswa akan lebih merasa bebas dan mampu berkonsentrasi kepada proses belajarnya daripada harus mempermasalahkan masalah sosial yang muncul. Cukup menggunakan sandal dan piyama siswa dapat mengikuti proses belajar.
Dengan metode ini siswa dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran dan penjadwalannya (schedule). Seorang siswea dapat belajar dengan waktu yang lama, dimana seharusnya dalam sebuah perkuliahan membutuhkan waktu beberapa jam. Dan dia dapat mengulangi pelajaran kapan pun bila mungkin mengalami sebuah kesulitan atau mungkin begitu tertarik terhadap mata kuliah tersebut.
Hal ini akan memberikan sisi positif terhadap siswa yaitu menciptakan rasa bertanggung jawab dan disiplin pribadi terhadap apa yang telah dilakukan.
ü  Kemudahan Pengajar
Seorang instruktur akan lebih mudah mengajar karena dia dapat memeberikan materi kuliah dari mana saja dengan sebuah koneksi internet. Dengan demikian akan megurangi biaya transportasi seorang instruktur dan menghemat waktu.
Dan seorang instruktur dapat melakukan penilaian aktivitas siswa, nilai mid, ujian akhir secara penilaian otomatis yang dibuat pada sistem pembelajaran jarak jauh ini.
ü  Materi kuliah yang lebih dinamis
Seorang instruktur dapa menambah mata kuliah kapan pun dengan cepat. Dia dapat mengirimkan materi dari rumah ketika dia tadi lupa memberikan kuliah ataupun ketika dia mempunyai sebuah inspirasi baru tentang materi kuliah. Dengan demikian maka informasi materi kuliah dapat up to date.
ü  Skalabilitas yang lebih luas
Dengan menggunakan perkuliahan berbasis web ini, maka masalah skalabilitas terhadap jumlah siswa (participant) tidak menjadi masalah lagi,. Jumlah 10 atau 100 siswa pun tetap sama bagi seorang dosen dalam mengajar, sehingga energi yang dikeluarkan untuk mengjar akan menjadi lebih kecil.
ü  Membentuk sebuah komunitas
Dengan Web orang mampu membuat komunitas yang mana orang dapat bertukar pikiran dan ilmu pengetahuan dengan mudah dan kapan saja. Sehingga orang dapat berinteraksi satu sama lain., dengan demikian akan menjadikan sisi humanisme dai teknologi ini.

f.       Kekurangan Distance Learning:
1)      Tingginya kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
2)      Kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin apabila si pembelajar mendapatkan kesulitan. Si pembelajar harus menunggu pengajar untuk membuka internetnya.
3)      Pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
4)      Pengguna jasa internet masih sedikit. Meskipun bisnis internet sudah cukup berkembang pesat, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa, itu berarti dapat dikatakan jumlah 50.000 pelanggan masih sangat sedikit.
5)      Jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih kurang, sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service provider yang bandwidth-nya sudah penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses pembelajaran jarak jauh on-line.
6)      Mengubah paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas menjadi belajar mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah. Hal ini memerlukan proses pengedukasian masyarakat secara terus-menerus.
7)      Harga perangkat komputer masih dirasakan sangat mahal. Meksipun ada beberapa kelemahan dalam sistem pembelajaran jarak jauh on-line dan kendala dalam penyelenggaraannya, tetapi mengingat keunggulan dan prospek penyelenggaraan ke depan serta untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat secara luas, -- terutama bagi mereka yang tidak tertampung dalam ruang belajar di kelas, atau masyarakat yang masih jauh dari pusat pendidikan -- program itu perlu bagi penyelenggara pendidikan untuk menyelenggarakan sistem pendidikan jarak jauh on-line ini


4.      DISTANCE EDUCATION
Pengertian Belajar Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh (PJJ) berkembang sudah lama sebelum kita di Indonesia menggunakannya. Banyak definisi yang digunakan untuk PJJ. JW.keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi PJJ yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Dia melakukan analisis dan menelaah di berbagai definisi yang hamper sama, mulai dari definisi Doamen (1967), Meckenzie, Christense; dart Rigby (1968); Undang-Undang Pendidikan Perancis (1971); Peters (1973), Holmberg (1977) dan membuat sintese mengenai definisi-definisi tersebut. Menurut dia ada eman unsur dasar pengertian (six defining elements) Pendidikan Jarak Jauh yang dapat diketengahkan, yaitu:
  • Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan PJJ dari pendidikan konvensional.
  • Adanya lembaga yang mengelola PJJ. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti PJJ dari orang yang belajar sendiri (self study).
  • Digunakannya media ( biasanya media tercetak) sebagai sarana untuk menyajikan isi pelajaran.
  • Diselenggarakannya system komunikasi dua arah antara guru dan siswa atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat darinya. Dalam hal ini siswa dapat berinisiatif untuk terjadinya komunikasi itu.
  • Pada dasarnya PJJ itu bersifat pendidikan individual. Pertemuan tatap muka untuk melengkapi proses pembelajaran berkelompok maupun untuk sosialisasi dapat bersifat keharusan (compulsory), pilihan (optional), ataupun tidak ada sama sekali tergantung kepada organisasi penyelenggaranya.
Definisi tersebut berlaku bagi berbagai sistem atau model PJJ yang menggunakan nama yang berbeda-beda seperti Correspondence School, Distance Learning, Home Study, Independent Learning, dan masih banyak lagi istilah lain. Definisi itu bahkan juga masih berlaku bila diterapkan pada sistem PJJ baru yang sekarang sedang banyak diminati orang yaitu, On-line Learning, Virtual Learning atau e-Learning.
Belajar jarak jauh atau disebut juga pendidikan jarak jauh dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi modern dalam kegiatan pembelajaran tanpa kehadiran guru secara langsung. Belajar jarak jauh lebih popular dideskripsikan sebagai belajar melalui telekomunikasi. Secara lebih formal, belajar jarak jauh didefinikan sebagai suatu bentuk cara belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut:
                                   ·          Terpisah secara fisik
                                   ·           Program pembelajaran terorganisasi
                                   ·          Lebih banyak belajar mandiri
                                   ·          Pebelajar dapat belajr dimana saja
                                   ·          Menggunakan media telekomunikasi
                                   ·          Komunikasi dua arah.
Belajar Jarak Jauh dan Telekomunikasi
Belajar jarak jauh dalam arti yang sangat luas menurut Dabbagh & Ritland (2005), dapat diimplementasikan melalui aplikasi berbagai teknologi, meliputi audio, video, dan computer, atau teknologi digital. Teknologi dalam tiap kategori tersebut membantu interaksi.
Peranan Pendidikan Jarak Jauh
1.      Peranan Pebelajar
Pebelajar menjadi lebih terlibat dalam kegiatan belajar, namun tetap menjadi tanggungjawab guru untuk mengorganisasikan pelajaran dan meningkatkan interaksi serta membimbing pebelajar bagaimana berinteraksi dengan secara tepat.
2.       Peranan Guru
Agar guru dapat mengadakan pengawasan dan berpartisipasi aktif dalam kaitannya dengan semua program pembelajaran, perlu memperhatikan hal-hal sebagai beriktu:
a.        meningkatkan interaksi dengan guru-pebelajar, pebelajar-pebelajar yang lain
b.      Menjawab pertanyaan di tempat manapun
c.       Membantu pemecahan masalah dengan segera
d.       Menyiapkan quiz dan lembar kerja untuk latihan
e.       Bertanggungjawab dalam hal pengoperasian alat dan memecahkan kesulitan peralatan.

3. Peranan Teknologi
Dengaan teknologi untuk BJJ yang menyandarkan pada televisi, atau video, guru perlu merubah keberadaan materi pembelajaran.
Fungsi Komunikasi Pembelajaran
Smaldino (2005) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a.       Penyajian informasi
b.      Interaksi guru-pebelajar
c.       Interaksi pebelajar-pebelajar
d.      mengakses sumber-sumber belajar

Teknologi Pendukung Belajar Jarak Jauh
Teknologi pendukung dikelompokkan ke dalam 2 kategori:
1)  PJJ yang Sinkron
Merupakan pembelajaran yang terjadi pada waktu yang sama, meskipun tidak dalam tempat yang sama. Beberapa teknologi pendukung PPJ yang sinkron adalah telepon, speakerphone, conference call, video conferencing, dan internet chat.

2)  PJJ yang tidak sinkron
Guru dan pelajar dapat berpartisipasi pada waktu yang berbeda dari lokasi yang sama atau lokasi yang berbeda. Teknologi yang mendukung adalah telepon, faximile, e-mail, konferensi elektronik, kelas web site Distance Learning.

5.      Cybernetic Learning Environment (CLE)
A.    Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik
Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot). Istilah Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi sibernetika, pertama kali digunakan th.1945 oleh Nobert Wiener dalam bukunya yang berjudul Cybernetics. Nobert mendefinisikan Cybernetics sebagai berikut, " The study of control and communication in the animal and the machine." Istilah sibernetika digunakan juga oleh Alan Scrivener (2002) dalam bukunya 'A Curriculum for Cybernetics and Systems Theory.' Sebagai berikut "Study of systems which can be mapped using loops (or more complicated looping structures) in the network defining the flow of information. Systems of automatic control will of necessity use at least one loop of information flow providing feedback." Artinya studi mengenai sistem yang bisa dipetakan menggunakan loops (berbagai putaran) atau susunan sistem putaran yang rumit dalam jaringan yang menjelaskan arus informasi. Sistem pengontrol secara otomatis akan bermanfaat, satu putaran informasi minimal akan menghasilkan feedback. Sementara Ludwig Bertalanffy memandang fungsi sibernetik dalam berkomunikasi. "Cybernetics is a theory of control systems based on communication (transfer of information) between systems and environment and within the system, and control (feedback) of the system's function in regard to environment. Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan.
Seiring perkembangan teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang pesat. Teknologi ini juga dimanfaatkan dunia pendidikan terutama guru untuk berkomunikasi sesama relasi, mencari handout (buku materi ajar), menerangkan materi pelajaran atau pelatihan, bahkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya 'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai : INPUT => PROSES => OUTPUT.
Teori sibernetik diimplementasikan dalam beberapa pendekatan pengajaran (teaching approach) dan metode pembelajaran, yang sudah banyak diterapkan di Indonesia. Misalnya virtual learning, e-learning, dll.
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih utama lagi adalah sistem informasi yang akan dipelajari siswa.
1.      Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi, sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
2.      Aliran-Aliran Teori Sibernetik, Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori sibernetik telah dikembangkan oleh Landa (dalam pendekatan yang disebut algoritmik dan heuristik), Pask dan Scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist dan tipe serial serialist), atau pendekatan-pendekatan lain yang berorientasi pada pengelolaan informasi.

2.1.Teori belajar menurut Landa.
Menurut Landa, ada dua macam proses berfikir, di antaranya :
a.       Proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir sistematis, tahap demi tahap, linear, konvergen, lurus enuju kesatu target tujuan tertentu.
Contoh: kegiatan menelepon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain.
b.      Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir devergen, menuju beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristik.
Contoh: Operasi pemilihan atribut geonetri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dan lan-lain.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui ciri-cirinya. Suatu materi lebih tepat disajikan dalam urutan teratur, linier, sekuensial. Materi lainnya lebih tepat disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi keleluasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berfikir.

2.2.Teori belajar menurut Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott, ada dua macam cara berpikir yaitu cara berpikir serialis dan cara berpikir wholist atau menyeleruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Sedangkan cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi.
·         Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus.
·         Sedangkan siswa tipe serialist cenderung berpikir secara algoritmik.
Teori sibernetik sebagai teori belajar dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari teori ini memandang manusia sebagai pengolahan informasi, pemikir, dan pencipta. Sehingga diasumsikan manusia mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.

B.     Aplikasi Teori Belajar Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran.
Aplikasi Teori Belajar Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran
sebagaimana yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irwan (2001) baik diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2.      Menentukan materi pembelajaran
3.      Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran
4.      Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah algoritmik atau heuristik)
5.      Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
6.      Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran.
C.     Implementasi Teori Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran
Dalam implementasinya, teori belajar sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa tokoh, diantaranya adalah pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Gage dan Berline, Biehler, Snowman, Baine, dan Tennyson.
Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi, yaitu:
1.      Bahwa antara stimulus dan respon berpijak pada tiga asumsi, yaitu: Pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
2.      Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya.
3.      Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen. Komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol). Komponen-komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa” dan Ketiga komponen tesebut adalah:
a.       Sensory Recoptor (SR)
Sensory Recptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
b.      Warking Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
c.       Long Term Memory (LTM)
Dalam Long Term Memory (LTM) diasumsikan :
1)      Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu
2)      Mempunyai kapasitas tidak terbatas
3)      Sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan. Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Asubel (1968) mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi struktur kognitif yang telah dimiliki individu.
Berpijak pada kajian diatas, Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan bahwa pengetahuan ditata di dalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci.
Proses pengelolaan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (stroge), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrival).
Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah :
1.      Menarik perhatian
2.      Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
3.      Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
4.      Menyajikan bahan rangsanyan
5.      Memberikan bimbingan belajar
6.      Mendorong unjuk kerja
7.      Memberikan balikan informative
8.      Menilai unjuk kerja
9.      Meningkatkan retensi dan alih belajar

Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi, antara lain :.
1.      Cara berpikir yang berorientasi pada prses lebih menonjol
2.      Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
3.      Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
4.      Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
5.      Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
6.      Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu
7.      Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Implementasi teori belajar sibernetik yang berikutnya dalam kegiatan pembelajaran dikembangkan oleh konsepsi Landa dalam model pendekatannya yang disebut algoritmik dan heuristik juga temasuk teori sibernitik. Pask dan Scott yang membagi siswa menjadi tipe menyeluruh atau “Wholist” dan tipe serial atau “serialist” juga menganut teori sibernetik sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

D.    Kelebihan dan Kelemahan Teori Sibernitik dalam Kegiatan Pembelajaran
Ø  Keunggulan
·         Setiap orang bisa memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan untuk dirinya, dengan mengakses melalui internet pembelajaran serta modulnya dari berbagai penjuru dunia.
·         Pembelajaran bisa disajikan dengan menarik, interaktif dan komunikatif. Dengan animasi-animasi multimedia dan interferensi audio, siswa tidak akan bosan duduk berjam-jam mempelajari modul yang disajikan.
·         Menganggap dunia sebagai sebuah 'global village', dimana masyarakatnya bias saling mengenal satu sama lain, bisa saling berkomunikai dengan mudah, dan pembelajaran bisa dilakukan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu, sepanjang sarana pembelajaran mendukung.
·         Buku-buku materi ajar atau sumber pembelajaran lainnya bisa diperoleh secara autentik (sesuai aslinya), cepat dan murah.
·         Ketika bertanya atau merespon pertanyaan guru atau instruktur, secara psikologis siswa akan lebih berani mengungkapkanya, karena siswa tidak akan merasa takut salah dan menanggung akibat dari kesalahannya secara langsung.
Ø  Kelemahan
Teori aliran ini dikritik karena tidak secara langsung membahas tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak.
Karena pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas maka terbatas pula kemampuan untuk menerapkan teori ini.
Pada akhirnya, masing-masing aliran teori belajar ini mengandung keunggulan-keunggulan dan kelemhan-kelemahannya sendiri yang harus kita ketahui untuk dapat mengkombinasikan dalam penerapannya dengan pendekatan belajar yang lain sehingga dicapai hasil proses belajar yang lebih baik.
6.      DESKTOP VIDEO CONVERENCING (DVC)
a.       Sejarah Desktop Video Converencing (DVC)
Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan tidak hanya audio, tetapi juga visual. Konferensi video menggunakan telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih dari satu orang di ruangan besar pada tempat berbeda. Selain pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan komputer, dan papan tulis.
Konferensi video analog sederhana dapat ditetapkan sebagai awal penemuan televisi. Sistem konferensi video biasanya terdiri dari dua sistem sirkuit televisi tertutup yang terhubung melalui kabel. Sejak awal penerbangan pertama ke luar angkasa, NASA menggunakan dua frekuensi radio (UHF atau VHF). Saluran televisi secara rutin menggunakan konferensi video semacam ini misalnya ketika melaporkan dari lokasi jauh. Kemudian hubungan aktif ke satelit menggunakan truk dengan peralatan khusus menjadi agak lazim.
Teknik ini sangat mahal dan tidak bisa digunakan untuk aplikasi seperti telemedicine, pendidikan jarak jauh, dan pertemuan bisnis. Usaha menggunakan jaringan telepon normal untuk mengirim video scan lambat, seperti sistem pertama yang dikembangkan oleh AT&T, sebagian besar gagal karena kualitas gambar yang kurang baik dan ketiadaan teknik kompresi video yang efisien. Pada 1970-an, semakin besar 1 MHz bandwidth dan 6 Mbit/s angka bit dari Picturephone tetapi tidak juga menyebabkan layanan menjadi makmur.
Pada 1980-an, jaringan pengiriman telepon digital menjadi mungkin, seperti Integrated Services Digital Networks atau ISDN, meyakinkan angkat bit minimum (biasanya 128 Kbps) untuk pengiriman kompresi audio dan video. Sistem terdedikasi pertama mulai muncul di pasar sebagai perluasan jaringan ISDN di seluruh dunia. Pada 1990-an, sistem telekonferensi video berkembang dengan cepat dari peralatan pribadi sangat mahal, perangkat lunak dan persyaratan jaringan untuk teknologi berbasis standar yang tersedia untuk masyarakat umum dengan biaya yang wajar.
Akhirnya, pada 1990-an, Internet Protocol atau IP berbasis konferensi video menjadi mungkin dan teknologi kompresi video lebih efisien telah dikembangkan sehingga memungkinkan desktop atau komputer pribadi berbasis konferensi video. Pada 1992, CU-SeeMe dikembangkan di Cornell oleh Tim Dorcey et al., IVS dirancang di INRIA, telekonferensi video tiba ke masyarakat dan layanan gratis, web plugin dan perangkat lunak, seperti NetMeeting, MSN Messenger, Yahoo Messenger, SightSpeed, Skype dan lain-lain membawa kemurahan, meskipun kualitas rendah.
b.      Pengertian Video Conference
Ada beberapa pengertian mengenai video Conference, antara lain:

*      Konferensi video (Video Conference) adalah seperangkat alat teknologi telekomunikasi interaktif yang dengan menggunakan alat tersebut memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antar dua personal atau lebih (menggunakan alat yang sejenis) dengan didukung tampilan gambar dan suara secara langsung tanpa harus saling hadir bertatap muka di satu tempat yang sama.
*      Video conference merupakan suatu teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua lokasi atau lebih untuk berinteraksi lewat video dan audio secara simultan. Perguruan Tinggi Negeri dapat bergabung dengan jaringan INHERENT yang disediakan Dikti Departemen Pendidikan Nasional Indonesia yang mendukung Perguruan Tinggi Negeri dengan memberikan fasilitas video conference. Video conference mempunyai banyak manfaat bagi aktivitas pendidikan mahasiswa dan dosen, yang dapat mengurangi biaya perjalanan, menghemat waktu, memberikan dan saling bertukar informasi dan pengetahuan yang baru. Implementasi yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi Negeri, seperti UI, ITB, UGM, dll. adalah kuliah umum, diskusi dengan Perguruan Tinggi dari luar Indonesia, seminar untuk bertukar informasi dan pengetahuan antar Perguruan Tinggi.
*      Video conference yang juga dikenal dengan video teleconference adalah suatu teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua lokasi atau lebih untuk berinteraksi lewat video dan audio secara simultan. Video conference berbeda dengan videophone yang memang di desain untuk melayani video antar dua orang secara individu. Teknologi utama yang digunakan dalam sistem video conference adalah kompresi digital dari suara dan video stream yang real time.
*      Video conference adalah layanan yang menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua pihak atau lebih yang berada di lokasi yang berbeda, menggunakan jaringan computer dengan komunikasi Audio dan Video.
Video conference bisa digunakan untuk kuliah jarak jauh oleh universitas dengan universitas di kota lain, atau untuk mendukung rapat jarak jauh antar cabang perusahaan di kota lain. Video Conference juga dapat mendukung pelatihan yang dilakukan oleh Dokter diruang Operasi kepada dokter lain saat pelatihan, juga untuk komunikasi audio video saat perang berlangsung.
Teknologi video conference tidak lepas dari kemajuan teknologi kompresi audio dan video. Dengan banyaknya teknik kompresi yang ada saat ini memungkinkan audio dan video dapat dikirim secara bersamaan dalam jaringan dengan bandwidth yang seefisien mungkin dan dengan kualitas yang dapat diterima. Hardware atau software yang melakukan fungsi kompresi disebut dengan codec(coder/decoder). Codec merupakan singkatan dari compresi-decompresi yang merupakan proses pembungkusan suara ataupun video analog menjadi data digital dengan metoda tertentu sehinggga pengiriman suara atau video dapat dilakukan dalam bentuk paket-paket data. Codec dapat melewatkan suara atau video dalam jaringan IP dengan bandwidth yang kecil dan kualitas yang masih dapat diterima.
Layanan Video Conference bersifat seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif. Pada jaringan digital, pengiriman suara membutuhkan kecepatan sekitar 64 Kbps dan pengiriman video membutuhkan kecepatan 1,5-2 Mbps. Untuk layanan video conference secara keseluruhan akan dibutuhkan kecepatan pengiriman sekitar 9,2 Mbps.
Komponen – komponen yang dibutuhkan untuk sebuah sistem video conference di antaranya:
1. Hardware
§      Video input : camera video atau webcam
§      Video output : monitor computer atau proyektor
§      Audio input : microphones
§      Audio output : speaker atau headphone
§      Media transfer data : LAN atau Internet
2.   Software
Salah satu jenis contoh software adalah Access Grid dan yang terbaru dari software tersebut adalah Access Grid 3.2 beta 1
Video Conference mempunyai beberapa jenis, antara lain:
1)      Distributed Video Conference
Adalah suatu sistem video conference yang terdiri dari beberapa client yang melakukan konferensi secara langsung antar client yang saling berhubungan tanpa melalui sentral / control unit sebagai pengatur. Server disini berfungsi untuk proses call setup dan handshaking. Keuntungannya video dan audio yang dikirimkan mempunyai kualitas yang bagus karena tanpa direlay ke control unit dahulu.
2)      Centralized Video Conference
Adalah suatu sistem video conference yang melibatkan beberapa client dengan satu MCU (Multiparty Control Unit) untuk memfasilitasi konferensi tersebut.MCU disini berfungsi sebagai pengatur dan pengendali yang melaksanakan proses seperti audio mixing, video switching dan mixing serta distribusi data dalam konferensi multipoint dan mengirimkan kembali datanya ke terminal yang berpartisipasi. MCU juga menyediakan pertukaran antara codec yang berbeda dan mungkin menggunakan multicast untuk mendistribusikan video yang telah diproses. Dari jenis tersebut, maka video confererence pada perguruan tinggi negeri di Indonesia adalah Centralized Video Conference.
3)      Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dikemas ke dalam satu peralatan, biasanya sebuah konsol dengan kamera video pengendali jarak jauh kualitas tinggi. Kamera ini dapat dikontrol dari jarak jauh untuk memutar ke kiri dan kanan, atas dan bawah serta memperbesar, yang kemudian dikenal sebagai kamera PTZ. Konsol berisi semua hubungan listrik, kontrol komputer, dan perangkat lunak atau perangkat keras berbasis codec. Mikrofon omnidirectional terhubung ke konsol seperti monitor televisi dengan pengeras suara dan/atau proyektor video. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan untuk konferensi video:
    1. Konferensi video kelompok besar: non-portabel, besar, perangkat yang digunakan lebih mahal untuk ruangan besar dan auditorium.
    2. Konferensi video kelompok kecil: non-portabel atau portabel, lebih kecil, perangkat lebih murah yang digunakan untuk ruang rapat kecil.
    3. Konferensi video individual: biasanya perangkat portabel, dimaksudkan untuk satu pengguna, mempunyai kamera tetap, mikrofon, dan pengeras suara terintegrasi ke dalam konsol.
4)      Sistem desktop biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan mentransformasikannya menjadi perangkat konferensi video. Berbagai kamera dan mikrofon berbeda dapat digunakan dengan papan, yang berisi codec yang diperlukan dan pengiriman tatap muka. Sebagian besar sistem desktop bekerja dengan standar H.323. Konferensi video dilakukan melalui komputer yang tersebar, yang juga dikenal sebagai e-meeting.

c.       Kekurangan dan Kelebihan Video Conference

Berikut ini kekurangn dan kelebihan Video conference:

Kelebihan Video Conference
1)      Kegiatan sepertikuliah umum dengan dosen atau seminar dapat dilakukan secara online jadi  akan menghemat biaya dan waktu.menghemat biaya dan waktu.
2)      Pertemuan atau rapat dengan kondisi jarak yang jauh menjadi terasa lebih realistis ,didukung dengan kualitas gambar dan suara yang baik.
3)      Dapat digunakan sebagai program pendukung kegiatan e-learning di Perguruan tinggi.
4)      Perguruan tinggi dapat berbagi ilmu dan pengetahuan.
5)      Meningkatkan produktivitas karena kemampuan VTC untuk berbagi dokumen, ide atau gambar dengan mudah.
6)      Menghemat biaya.
7)      Menghemat waktu.

Kekurangan Video Conference
1)      Kegiatan E-Learning kurang afdol jika menggunakan video conference, karena kurang nyata, sebagian orang lebih paham dengan belajar langsung.
2)      Video konference memiliki infrastruktur yang mahal, dan memerlukan beberapa peralatan yang rumit.
3)      Harga masih terbilang mahal untuk dimiliki sehingga hanya perusahaan atau organisasi tertentu yang mempunyai cukup dana dan sangat membutuhkan yang memiliki konferensi video.
4)      Alat-alat untuk konferensi video sulit didapat dan proses penginstalan harus ekstra hati-hati agar tidak salah.

Kelebihan dan Kekurangan Video Conference pada Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia

Kelebihan Video Conference
1)      Pertemuan-pertemuan yang dilakukan, seperti kuliah umum dengan dosen/bernarasumber internasional atau seminar dari satu negara dengan negara lain dapat secara online sehingga akan menghemat biaya dan waktu.
2)      Informasi dan pengetahuan dapat berkembang dengan melakukan pertemuan atau diskusi dengan PT terbaik dalam negeri maupun luar negeri.
3)      Tatap muka jarak jauh menjadi terasa lebih nyata
4)      Sebagai pendukung program e-learning PT
5)      PT dapat saling berbagi resource
Kekurangan Video Conference
1)      E-learning yang dilakukan akan kurang efektif dengan bantuan video conference, karena kurang nyata dan belajar itu perlu pemahaman langsung.
2)      Bahasa sebagai alat komunikasi yang dimiliki oleh PTN dalamnegeri berbeda dengan PT luar negeri
Alasan Memilih Penggunaan dan Pemanfaatan Video Conference daripada dengan via Konvensional pada Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui bahwa banyak manfaat dari pemilihan video conference. Dengan video conference akan mendukung mobilitas dari para pengguna, perbedaan tempat tidak menjadi masalah. Video conference yang digunakan oleh perguruan tinggi negeri akan menghemat waktu yang di mana para dosen tidak perlu datang ke kampus apabila mengajar, mempermudah pertemuan beda negara dalam kuliah umum, diskusi, maupun seminar-seminar,dan akan memberikan informasi dan pengetahuan terbaru. Sedangkan apabila dengan via konvensial, pengadaan kuliah umum beda negara akan sangat tidak mungkin, apabila mugkin terjadi juga akan menelan biaya yang besar, selain itu juga akan menghabiskan waktu.
Implementasi Video Conference pada Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia telah berada di suatu jaringan komputer yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional Indonesia atas rumusan rancangan bersama dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS). Kemudian setelah dilaksanakan tender, maka terpilih PT Telkom sebagai penyedia infrastruktur jaringan, serta PT Multipolar sebagai Partner dari Cisco System yang menyediakan perangkat Jaringan. Jaringan yang dibuat adalah sebuah jaringan backbone yang menyambungkan 32 perguruan tinggi negeri yang ada di masing-masing propinsi di seluruh Indonesia pada tahun 2006 yang dinamakan INHERENT (Indonesia Higher Education Network) yang tujuan dan fungsi utama jaringan ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menunjang kegiatan tridarma serta pengelolaan perguruan tinggi. Jaringan ini terdiri dari backbone fiber optik STM-1 berkecepatan 155 Mbps untuk interkoneksi antara universitas di pulau Jawa, serta backbone leased channel berkecepatan 8 Mbps untuk universitas di pulau Sumatera, Kalimantan,Sulawesi serta Bali dan Nusa Tenggara. Universitas di daerah Indonesia Timur mendapatkan akses satelit dari Jakarta dengan kecepatan 2 Mbps antar perguruan tinggi misalnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran jarak jauh (distance learning), khususnya berbasis TIK (e-learning). Slogan INHERENT adalah open access, open content dan opensource.
Video conference memuat 3 elemen itu secara langsung.
  • Open access :  setiap perguruan tinggi yang punya koneksi, bisa daftar untuk berpartisipasi.
  • Open content :  diskusi video conference terbuka untuk dilihat siapa saja yang berminat.
  • Opensource : siapa saja boleh merekam, mengolah dan menyebarluaskan tayangan video conference.
Untuk mendukung kinerja Sistem Video Conference, maka ada beberapa perangkat yang dibutuhkan. Ada dua buah Topologi dasar dalam system Video Conference, yaitu :
> Point-to-Point
Topologi Point-to-point digunakan apabila hanya ada 2 lokasi atau 2 endpoint yang berkomunikasi.
> Multipoint
Topologi Multipoint digunakan apabila ada 2 atau lebih lokasi atau endpoint yang akan saling berkomunikasi. Untuk topologi ini, dibutuhkan 1 buah perangkat Infrastruktur yang wajib terinstal, yaitu MCU (Multipoint Control Unit).
MCU bisa diibaratkan sebagai Virtual Room, dimana peserta dari berbagai daerah/lokasi dapat berkumpul dan bertemu didalamnya. MCU juga digunakan untuk mengontrol Conference yang berjalan, dimana didalamnya terdapat berbagai macam fitur yang dapat digunakan untuk mengatur conference yang berjalan.
Ada 3 jenis Protocol dasar yang digunakan untuk Video Conference, yaitu :
1. H.323
H.323 adalah standart yang dikeluarkan oleh ITU-T untuk system komunikasi multimedia(audio video) berbasis paket melalui jaringan seperti jaringan IP. Karena basenya adalah IP, maka apabila kita sebagai user melakukan panggilang menggunakan IP sebagai alamat tujuan, maka protocol yang digunakan adalah H.323. Selain itu, apabila kita mendial alias berupa Number seperti 1234 untuk Endpoint lawan, itu juga menggunakan protocol H.323.
2. SIP
SIP (Session Initiation Protocol) merupakan protokol persinyalan yang bertujuan untuk mengendalikan inisiasi, modifikasi, serta terminasi sesi-sesi multimedia, termasuk sesi komunikasi audio atau video. SIP merupakan protokol berbasis teks yang mirip dengan protokol HTTP dan Simple Mail Transfer Protocol (SMTP).
SIP adalah protokol peer-to-peer yang mengandung arti bahwa fungsi-fungsi call routing dan session management didistribusikan ke semua node (termasuk endpoint dan server) di dalam jaringan SIP. Hal ini berbeda dengan sistem telepon konvensional di mana terminal-terminal telepon sangat bergantung kepada perangkat switching yang terpusat.
SIP dalam Video Conference membutuhkan sebuah server untuk registrasi. Server tersebut adalah SIP Server. SIP Server menanggulangi masalah Registrasi perangkat Video Conference. Registrasi tersebut menggunakan sebuah Domain. Seperti : endpoint@videoconference.com.

7.      Integrated Learning System (ILS)
a.       Pengertian Pembelajaran Terpadu( integrated learning system)
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
1)      menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada.Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);
2)      menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical).Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema.Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Jadi, Integreated Learning atau pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menintegrasikan kegiatan kedalam semua bidang pengembangan, meliputi aspek kognitif, social-emosional, bahasa, moral, dan nilai nilai agama,  fisik motorik, dan seni. Semua bidang pengembangan tersebut dijabarkan kedalam kegiatan pembelajaran yang dipusatkan pada satu tema sehingga pembelajaran menjadi terpadu
Semua kegiatan dalam pembelajaran terpadu melibatkan pengalaman langsung (hands on experience) bagi anak serta memberikan berbagai pemahaman tentang lingkungan sekitar anak. Kegiatan yang dilakukanpun memungkinkan anak untuk memadukan pengetahuan dan keterampilannnya dari pengalaman satu kepengalaman lainnya (Eliason dan Jenkins, 1994). Disamping itu, mengintegrasikan semua bidang pengembangan, pembelajaran terpadu jugs memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal, seperti melatih kemampuan motorik halus dan motorik kasar, mengobservasi, menghitung, mengingat, membandingkan, mengklasifikasi, bermain peran serta mengeksplorasikan gagasan, serta kreativitas.
b.      Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2.      Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam jalinan antar irrive yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3.      Belajar Melalui Pengalaman Langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing irriv tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai irri pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4.      Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5.      Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
c.       Manfaat Integrated Learning
Sebagai suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah :
1)      memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan.
2)      meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif.
3)      meningkatkan kecakapan berpikir anak.
4)      banyak tema yang tertuang di setiap pembelajaran yang  mempunyai keterkaiatan.
5)      pembelajaran terpadu melatih anak untuk berkreativitas, berbagi, dan berpengalaman.
6)      daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari anak dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan tema-tema yang selalu bervariasi.
7)      dalam pembelajaran terpadu anak akan lebih mudah memahaminya.
8)      meningkatkan interaksi irri anak.
9)      meningkatkan profesionalisme guru.

d.      Prinsip Integreated Learning
Berikut ini dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi :
1.      Prinsip penggalian tema,
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak. Tema yang dipilih harus mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,dan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat
2.      Prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu
Dalam prinsip pelaksanaan pembelajarana terpadu, guru hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar tetapi pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok serta akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan.
3.      Prinsip evaluasi
Dalam prinsip Evaluasi, guru irri kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya dan perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan irrive keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak.
4.      Prinsip reaksi
Dalam Prinsip reaksi, dampak pengiring (nuturan efek) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna.

e.       Model Pembelajaran Terpadu

1)      The Nested Model (Model Tersarang)
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada  kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola irri siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
2)      The Fragmented Model ( Model Fragmen)
Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill).  Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.
Kelemahan model ini : siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
3.      The Sequenced Model ( Model Terurut)
Model Pengurutan (Sequenced) adalah model pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara irrive. Dengan mengurutkan urutan topic-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Contoh: pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang pengukuran. Pelajaran IPA= suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran matematika= cara pengolahan data. Dengan cara penambahan, pengurangan,  pembagian, dan perkalian.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya
4.      The Shared Model ( Model Terbagi)
Model Irisan (Shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Contoh: menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema.
Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
5.      The Threaded Model (Model Pasang Benang)
Model Bergalur (Threaded) adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Contoh: disuatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan masalah dari mata pelajaran lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Niali lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.
6.      The Immersed Model (Model Terbenam)
Model Terbenam (Immersed) adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMU dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMU. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.
7.       The Networked Model (Model Jaringan)
Model Jaringan Kerja (Networking) adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.
Kelemahan model ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
f.        Tujuan Integrated Learning
            Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :
1.meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna. 
2.mengembangkan ketrampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
3.menumbuhkembangkan sifat positif, kebiasaan baik dan nilai nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan
4.menumbuhkembangkan ketrampilan irri seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
5.meningkatkan gairah dalam belajar.

g.      Keunggulan dan Kelemahan Integreated Learning
            Dari gambaran tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.
A.Keunggulan
Keunggulan  tersebut didasari oleh beberapa alasan :
1.      Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
2.      Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3.      Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4.      Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5.      Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

B. Kelemahan
1.      Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2.      Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang irrive “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan irriveve (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3.      Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4.      Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5.      Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6.      Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

h.      Penerapan Integreated Learning dalam Kegiatan Pembelajaran
            Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada.
Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka.Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core/ center of interest). Pembelajaran ini dikenal dengan istilah “integrated day ” atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara siswa memperoleh bantuan guru.
Implikasi dari pembelajaran terpadu, bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model irriv laba-laba; Pembelajaran terpadu yang terbentuk dari tema sentral.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan irri atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan irri atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak irrive dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa irri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga dapat memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakat atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut

8.      Learning Centered Classroom
Dalam kelas berpusat pada peserta didik, guru dan siswa merefleksikan proses pembelajaran. Guru belajar untuk mengalihkan fokus kepada peserta didik dan mendorong mereka untuk berbagi tanggung jawab untuk pembelajaran mereka.
Dengan kata lain, "Semua kegiatan mahasiswa melibatkan proses kognitif aktif, seperti membuat, pemecahan masalah, penalaran, pengambilan keputusan, dan evaluasi. Selain itu, siswa secara intrinsik termotivasi untuk belajar karena sifat bermakna dari lingkungan belajar dan kegiatan. "(Kearsley & Shneiderman, 1999) .
Karena LinguaFolio online mendorong siswa untuk merefleksikan apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan dengan bahasa, untuk mendokumentasikan pengetahuan, dan menciptakan gol untuk langkah berikutnya dalam perjalanan belajar mereka, secara efektif dapat membantu guru membuat lebih berpusat pada peserta didik kelas. 

Karakteristik berikut mendefinisikan kelas berpusat pada peserta didik:
Guru mencari informasi latar belakang tentang siswa untuk membimbing dalam perencanaan pelajaran instruksional. Biografi Bagian LinguaFolio Online dapat membantu dengan proses ini.
Guru menetapkan tujuan instruksional dengan kebutuhan peserta didik, latar belakang, dan kepentingan dalam pikiran. Tujuan ini adalah tujuan dan bermakna dari sudut pandang siswa dari pandangan. Pelajari lebih lanjut tentang penetapan tujuan dan refleksi.
Guru menetapkan tolok ukur jangka pendek untuk memantau kemajuan siswa. Memilih Can-Do Laporan di LinguaFolio online yang relevan dengan kurikulum membantu siswa mengidentifikasi tolak ukur jangka pendek. Menggunakan sistem portofolio, guru membimbing siswa dalam self-assessment, membantu mereka mendokumentasikan pembelajaran mereka dan melacak kemajuan mereka untuk mencapai tujuan, dan membantu mereka menetapkan tujuan yang semakin kacau.
Guru menggunakan berbagai kelompok mahasiswa untuk mendorong komunikasi bahasa target di kalangan siswa.
Guru membuat rencana pelajaran yang fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan siswa dan membedakan instruksi.
Guru menyesuaikan pengajaran yang didasarkan pada hasil penilaian formatif. LinguaFolio online membuat meninjau penilaian formatif siswa dengan cepat dan mudah.
Guru menggunakan kegiatan otentik, praktis, dan realistis untuk kinerja bahasa. Kegiatan-kegiatan ini dan sumber daya selain buku pelajaran.
Guru memberikan kesempatan maksimal bagi siswa untuk menggunakan bahan otentik. Siswa merasa nyaman mengajukan pertanyaan. Siswa memiliki kesempatan maksimal untuk berkomunikasi dalam bahasa target. Ruang kelas diatur dengan cara yang mudah bagi siswa untuk bekerja sama dalam pasangan atau kelompok dan juga mudah bagi guru untuk bergerak untuk memfasilitasi percakapan antara kelompok-kelompok mahasiswa. Lingkungan kelas hangat, terbuka, dan mendorong siswa untuk berpartisipasi.

Contoh kegiatan Learner-Centered Classroom

     Pikirkan-pair-share
     log Learner
     grafik KWL
     kartu aplikasi
     Akui dan slip keluar
     Pair dan kerja kelompok kecil
     menulis jurnal
     Wawancara penutur asli
     Rubrik dan penilaian diri
     penilaian sejawat
     Sebuah portofolio seperti LinguaFolio online yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan siswa menggunakan bahasa target

Bagaimana cara Tetapkan Tujuan Learner-Centered?

Ketika Anda merencanakan pelajaran Anda:

     Mengidentifikasi tujuan pembelajaran jangka pendek yang spesifik untuk setiap kelas dan berbagi tujuan tersebut dengan siswa
     Mengidentifikasi tujuan pembelajaran jangka panjang yang spesifik untuk masing-masing unit dan berbagi tujuan tersebut dengan siswa
     Pastikan bahwa tujuan baik jangka pendek dan jangka panjang akan bermakna bagi siswa; merasa bebas untuk melibatkan siswa dalam proses ini
     Tentukan apa bukti siswa akan mampu menghasilkan menunjukkan apakah mereka telah mencapai tujuan
contoh Menetapkan Tujuan Learner-Centered

Sebuah pelajaran guru untuk hari meliputi topik "bertemu orang-orang pada compeition olahraga internasional" dan berfokus pada komunikasi interpersonal. Pada akhir pelajaran, guru ingin siswa untuk dapat Memperkenalkan diri dan orang lain, Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri dan orang-orang mereka bertemu Mengungkapkan suka dan tidak suka tentang olahraga tertentu  membuat rencana, termasuk waktu dan tanggal, untuk menghadiri kegiatan tertentu. Ikuti dan memberikan arah ke tempat-tempat olahraga tertentu dan atraksi lainnya

Pada awal pelajaran, guru secara lisan berbagi tujuan-tujuan ini dan kemudian posting mereka. Mahasiswa sekarang sadar dari awal instruksi apa yang mereka harus mampu melakukan pada akhir hari.

Pastikan juga untuk membuat sarana mengevaluasi apakah siswa telah memenuhi tujuan pada akhir pelajaran atau kegiatan. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang menetapkan tujuan berpusat pada peserta didik di dalam kelas, kunjungi modul pelatihan NCSSFL diselenggarakan oleh University of North Carolina College of Education.

9.      Teleconferencing
a.       Pengertian Teleconferencing
Teleconference atau telekonferensi atau teleseminar adalah komunikasi langsung di antara beberapa orang yang biasanya dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan dan dihubungkan oleh suatu sistem telekomunikasi.
Teleconference adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan melewati telefon atau koneksi jaringan. Pertemuan tersebut bisa menggunakan suara (audio conference) atau menggunakan audio-video (video conference) yang memungkinkan peserta konferensi saling melihat dan mendengar apa yang dibicarakan, sebagaimana pertemuan biasa. Dalam telekonferensi juga dimungkinkan menggunakan whiteboard yang sama dan setiap peserta mempunyai kontrol terhadapnya Jadi, juga berbagi aplikasi.
Telekonferensi, dalam telekomunikasi, merupakan pertemuan berbasis elektronik secara langsung (live) di antara dua atau lebih partisipan manusia atau mesin yang dihubungkan dengan suatu sistem telekomunikasi yang biasanya berupa saluran telepon. Penggunaan telekonferensi memiliki kelebihan efektivitas biaya dan waktu. Telekonferensi dapat berbentuk konferensi audio atau konferensi video. Konferensi audio merupakan salah satu jenis telekonferensi dimana seseorang dapat melakukan percakapan interaktif didalamnya. Dengan audio-konferensi ini, seseorang dapat berbicara dengan lebih dari satu orang melalui speaker. Dalam konferensi video, para partisipannya dapat saling melihat gambar (video) dan saling mendengar, melalui peralatan kamera, monitor, atau pengeras suara masing masing.
Secara harfiah diartikan konferensi atau rapat jarak jauh, artinya pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis. Diskusi bisa dilakukan secara realtime dan interaktif dengan dukungan infrastruktur jaringan serta perangkat multimedia.
Sistem telekomunikasi dapat mendukung teleconference karena menyediakan satu atau lebih dari berikut ini: audio, video, dan / atau layanan data oleh satu atau lebih berarti, seperti telepon, komputer , telegraf, teletip, radio, dan televisi.
Di Indonesia, terdapat beragai layanan teleconference melalui telepon baik fixed maupun mobile (Audio Conference) yang mempunyai kemampuan untuk melayani percakapan sampai 30 pemanggil dalam satu konferensi. Jumlah peserta dapat diatur sesuai dengan keinginan penyelenggara konferensi. Sistem conferenceatau konferensi juga bisa dilengkapi dengan PIN (Personal Identification Number) sehingga menjamin kerahasiaan suatu konferensi dari pemanggil yang tidak diundang dalam telekonferensi atau teleconference tersebut.

b.      Implementasi
Implementasi dari teknologi teleconference yaitu dengan menggunakannya teknologi ISDN dimana ISDN menyediakan jaringan hubungan digital untuk mendukung layanan telekomunikasi baiks uara maupun gambar. Padadasarnya teleconference merupakan pengembangan dari jaringan komunikasi telepon yang sudah dikembangkan hanya saja model ini masih belum terla luluas dipakai pada pasar telekomunikasi dikarenakan biaya dan peralatan yang cukup mahal.
Dari sisi akses terhadap teknologi ini dapat kita ulass ebagai berikut :
Layanan ISDN mempunyai dua tipe akses yaitu Basic Rate Acces (BRA) yang dapat mengakses (2B D) dan akses melalui Primary Rate Acces (PRA) yang dapat mengakses (30B D) dimana kanal B mempunnyai kecepatan akses 64 kbps dan kanal D 64 kbps atau 16 kbps tergantung pada tipe akses yang digunakan . Kanal D pada PRA untuk Signal ling dan kanal B sebagai Sinyal informasi paket switch.

c.       Bentuk Telekonferensi
           ·          Konferensi audio:  seseorang hanya dapat melakukan percakapan interaktif
           ·          Konferensi video: dapat saling melihat gambar (video) dan saling mendengar, melalui kamera, monitor, atau speaker.

d.      Manfaat Telekonferensi
1)      Efisiensi waktu
Dengan pemanfaatan teknologi ini kita bisa menghemat waktu yang dibutuhkan untuk Meeting di suatu tempat hingga 50 %. 
Contoh : Pak.Udin dari Jakarta hendak melakukan perjalanan meeting ke Bandung, Berapa lama waktu yang dibutuhkan ?
Metode konvensional 
Jarak dari Jakarta - Bandung 150 km dan bisa ditempuh +/- 2,5 jam dengan mobil. Waktu yang dibutuhkan untuk meeting 2,5jam. Setelah selesai meeting, Pak.Udin harus berjalan lagi +/- 2,5 jam untuk menempuh perjalanan pulang Bandung - Jakarta Jadi, total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan meeting di Bandung adalah 7,5 jam.
Metode Teleconference 
Waktu yang dibutuhkan untuk meeting Pak.Udin Ceramah selama 2,5jam. Persiapan alat untuk melakukan telekonferensi 30 menit. Jadi, total waktu keseluruhan yang dibutuhkan Pak.Udin hanya 3jam.  Dari contoh ini menunjukkan bahwa dengan teknologi teleconference ini, Pak.Udin dapat menghemat waktunya untuk melakukan meeting di suatu tempat yang jauh > 50 %. 
2)      Efisiensi Biaya 
Dengan teknologi ini, Pak.Udin juga bisa menghemat biaya yang dibutuhkan untuk meeting, terutama di tempat yang jauh. Hal ini karena meeting bisa dilakukan dari mana saja tanpa harus datang ke tempat meeting tersebut.
Contoh : seperti contoh diatas Pak.Udin dari Jakarta hendak melakukan perjalanan meeting ke Bandung,   Berapa banyak biaya yang dibutuhkan ? 
Metode konvensional 
Jarak dari Jakarta - Bandung 150 km. anggap ratio pemakaian bahan bakar mobil 1 : 10 km. jadi, bahan bakar yang dibutuhkan untuk pergi dan pulang adalah 30 liter x @ Rp. 9.500 (pertamax) = Rp. 285.000,- Belum lagi beaya untuk jalan tol dan konsumsi.
Metode Teleconference 
Biaya koneksi melalu internet dengan menggunakan SPEEDY per jam @ Rp. 4,000 x 2 tempat ( karena setiap tempat harus tersambung dengan jalur internet ) = Rp. 8,000. Jadi total penghematannya sebesar +/- 92 % dari metode konvensional.
Coba anda bayangkan berapa banyak lagi biaya yang bisa dihemat bila Pak.Udin jika tidak harus berangkat kesana dan kemari untuk melakukan meeting di l yang jauh.
3)      Efisiensi Jarak 
Dengan teknologi ini Pak.Udin dapat melakukan meeting yang paling jauh sekalipun hanya dari depan sebuah Laptop dan webcam yang ada dikantor tanpa harus datang ke tempat tersebut. Sangat sederhana bukan! 
Contoh : Pak.Udin hendak menghadiri meeting di kantor cabang yang berada di bandung. Berapa jauh jarak yang dibutuhkan ? 

Metode konvensional 
Jarak dari Jakarta - Bandung: 150 km.
Metode Teleconference 
Jarak dari Rumah Pak.Udin – Kantor, Jakarta : 10 Km.
4)      Mengurangi Risiko 
Teknologi ini membantu kita untuk mengurangi risiko – risiko yang mungkin terjadi dalam usahanya untuk melakukan perjalanan meeting. Risiko itu antara lain : 
           ·          Risiko perjalanan jauh dengan pesawat, mobil. 
           ·          Risiko kesehatan : sakit, kelelahan, 
           ·          Risiko Kecelakaan : kecelakaan lalu lintas karena menempuh perjalanan jauh, akses jalan yang tidak bagus, dll 
           ·          Risiko lain seperti terburu – buru sehingga lupa apa yang disampaikan atau tertinggal materi yang hendak disampaikan karena waktu yang mendesak, tegang, dll.

10.  Web Basic Training
Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based learning (WBL) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknoloogi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya pada tempat dan waktu untuk mrngakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh mahasiswa kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh mahasiswa tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.
Pembelajaran berbasis Internet (web-based learning) menunjuk pada proses kegiatan belajar yang sangat berbeda dengan model pembelajaran konvensional. Web-based learning lebih mengandalkan Website dan keseluruhan program aplikasinya sebagai modal utama kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti, menempatkan piranti teknologi menempati peran sama pentingnya dengan guru dalam kegiatan pembelajaran.
Berbagai pengertian tentang web-based learning sudah begitu banyak diberikan oleh pakar, seperti Papanikolaou dan Grigoriadou, keduanya menunjuk pembelajaran berbasis web sebagai “Any learning, training or education that is facilitated by the use of Web technologies” (setiap pembelajaran, pelatihan atau pendidikan yang difasilitasi oleh penggunaan teknologi Web). Chen, Jwo, and Wang, menggambarkan pembelajaran berbasis Web dengan penggunaan aplikasi-aplikasi Web (Web-based application) untuk mengimplementasikan singkronik dan atau asinkronik guna mengimplementasikan model pembelajaran berbasis elektronik (e-learning). Sheard and Lynch, memaknainya sebagai ”a place where learners and teachers interact and defines it as a hypermedia based program or system that uses the attributes and resources of the www to facilitate learning” (sebuah tempat yang para siswa dan guru saling berhubungan dan hal itu berarti program berbasis hypermedia atau sistem yang menggunakan atribusi dan sumber-sumber dari www untuk memfasilitasi pembelajaran). Bagi, pembelajaran berbasis Web menunjuk pada sistem www-based tools  yang digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran (learning objectives). Secara keseluruhan, mereka memiliki satu perspektif yang sama bahwa, web-based learning merupakan keseluruhan proses pembelajaran yang ”facilitated by the use of Web technologies” (difasilitasi sepenuhnya oleh penggunaan teknologi website).
Website yang merupakan akronim dari WWW (World Wide Web) atau lebih populer dengan istilah Web merupakan teknologi berbasis jaringan internet, baik berupa Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), ataupun Wide Area Network (WAN). Cantoni dan Tardini menunjuk web sebagai,
“A site (location) on the WWW. Each Web site contains a home page, which is the first document users see when they enter the site. The site might also contain additional documents and files. Each site is owned and managed by an individual, company or organization.”
Jika mengacu pada pengertian dasar Web diatas, setidaknya, menggambarkan empat perangkat, pilar atau komponen utama. Pertama, berbagai isi (contents) dan pelayanan-pelayanan (services) yang terdapat dalam perangkat Web, seperti menyuarakan aspirasi (voting), pembelian (buying), penawaran (selling), pemesanan (reserving), poling, chatting, dan seterusnya. Kedua, perangkat-perangkat untuk mengunduh (accessibility tools), yakni perangkat-perangkat teknis (technical tools) yang memastikan bahwa konten dan pelayanan dapat dilakukan. Ketiga, komponen manusia yang mengelola (people who manage). Dan keempat, para pengguna (users) atau para penikmat Web (clients).[1][6] Dari keempat pilar ini menunjukkan bahwa dua pilar dalam poin satu dan dua berupa material atau barang (thing), sementara pilar ketiga dan keempat berupa manusia.

A.    Bentuk Pembelajaran Internet
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan, yaitu: (1) Web Course, (2) Web Centric Course, dan (3) Web Enhanced Course:
1.      Web Course
Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran di mana seluruh kegiatan belajar sepenuhnya disampaikan melalui internet.
Dengan kata lain, Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh bagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat. Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena semua proses pembelajaran sepenuhnya menggunakan fasilitas internet seperti email, chat rooms, bulletin board dan online conference.
Selain itu sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet, seperti data base statistic berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik dan lain-lain.
Bentuk pembelajaran model ini biasanya digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
2.      Web Centric Course
Web Centric Course adalah sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagaian kegiatan lain disampaikan secara tatap muka.
Sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka, walaupun dalam proses belajarnya sebagaian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses pembelajaran melalui internet.
Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan belajar bergeser kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet sama dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah maupun ditempat-tempat yang telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan, taman bacaan, ataupun di balai pertemuan.
Penerapan bentuk ini sebagaimana yang telah dilakukan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi terkemuka yang menggunakan sistem belajar secara of campus.
3.      Web Enhanced Course
Web Enhanced Course adalah pemanfaatan internet untuk pendidikan yang menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran utamanya tatap muka di kelas.
Web Enhanced Course merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.
Peranan internet di sini adalah untuk menyediakan sumber-sumber belajar yang sangat kaya akan informasi dengan cara memberikan alamat-alamat atau membuat link ke pelbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik secara timbal balik. Dialog atau komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan untuk keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok.
Berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya, pada bentuk web enhanced course ini prosentase pembelajaran melalui internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan prosentase pembelajaran secara tatap muka, karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Bentuk ini dapat pula dikatakan sebagai langkah awal bagi intitusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis teknologi informasi, sebelum menyelenggarakan pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks, seperti web centric course atau pun web course.
Baik pada model web course, web centric course ataupun web enhanced course, terdapat beberapa komponen aktivitas seperti informasi, bahan belajar, pembelajaran ataupun komunikasi, penilaian yang bervariasi. Secara umum komponen aktivitas dan strukturnya dapat diterapkan dalam pengembangan pembelajaran melalui internet.

B.     Peluang dan Tantangan
Integrasi Web dalam kegiatan pembelajaran memiliki kegunaan atau manfaat yang sangat signifikan, sehingga menjadi peluang penting bagi perkembangan dunia pendidikan. Secara deskriptif, nilai kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua konteks berbeda. Pertama, kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran konvensional atau direct learning yang melibatkan tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Kedua,  kegunaan Web dalam kegiatan pembelajaran tidak langsung (indirect learning), sebagaimana yang biasa dilakukan dalam pendidikan terbuka (open education) maupun pendidikan jarak jauh (distance education).
Dalam konteks di tanah air, hasil penelitian Kusnandar, Chairuman, dan Kurniwati menunjukkan, setidaknya, terdapat beberapa kontribusi penting portal Web dalam pembelajaran yang bersifat langsung (tatap muka). Portal Web EdukasiNet, misalnya, memiliki kontribusi penting terhadap penyediaan bahan belajar, terutama bagi guru dan siswa. Melalui Web ini, para guru maupun siswa-siswa pengguna dapat memperoleh berbagai sumber bahan belajar yang meliputi bahan belajar yang berkaitan dengan semua mata pelajaran untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), modul online, pengetahuan populer, berita serta artikel pendidikan dengan cara mengunduh (downloading) atau memanfaatkannya secara langsung di dalam kelas. Selain itu, para siswa juga dapat menguji kemampuan atau kompetensi semua mata pelajaran yang dipelajarinya secara online. Sedangkan bagi para guru dapat memperoleh informasi mengenai teknik dalam belajar dan membelajarkan siswa. Termasuk pula, mereka dapat berbagi ilmu dengan guru lain dengan cara mengirimkan karyanya berupa bahan belajar berbasis web ke administrator EdukasiNet untuk diunggah (uploaded).
Selain itu, Web dalam pembelajaran langsung juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dan kolaborasi lintas guru dan siswa. Dalam konteks ini, para guru pengguna; 1) dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama guru dari sekolah lain di Indonesia secara online dengan memanfaatkan fasilitas forum guru, baik melalui  e-mail, millist atau chatting; dan 2) dapat mengirimkan ide, pengalaman, karya ilmiah atau berita pendidikan ke adminstrator Web untuk disebarkan luaskan dalam feature artikel dan news Web. Sementara bagi para siswa dapat menggunakan Web sebagai media berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama siswa dari sekolah lain dengan memanfaatkan fasilitas forum siswa.
Pengembangan pembelajaran berbasis internet, terlebih dahulu perlu dilakukan pengkajian atas seluruh unsur dan aspek sebagaimana telah diuraikan di atas, sehingga bisa didapatkan pegangan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, inilah tantangannya. Di samping itu juga diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa hal yang tidak kalah pentingnya antara lain:
1.      Keuntungan. Sejauh mana sistem pembelajaran berbasis internet akan memberikan keuntungan bagi intitusi, staf pengajar, pengelola, dan terutama keuntungan yang akan diperoleh siswa dalam meningkatkan kualitas mereka apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara konvensional
2.      Biaya pengembangan infrastruktur serta pengadaan peralatan software
3.      Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur, mengadakan peralatan serta sofware tidaklah sedikit. Untuk itu perlu dipertimbangkan hal-hal seperti, apakah akan membangun suatu jaringan secara penuh ataukah secara bertahap, apakah akan mengadakan peralatan yang sama sekali baru ataukah meng-upgrade yang sudah ada atau scound. Mesti diperhatikan bahwa sofwere yang asli bukan bajakan harganya relatif mahal. Untuk itu dipertimbangkan kemampuan menyediakan dana dalam setiap pengambilan keputusan.
4.      Biaya operasional dan perawatan. Suatu sistem akan berjalan apabila dikelola secara baik. Dengan demikian, sistem pembelajaran berbasis internet ini, juga diperlukan biaya operasional dan perawatan yang tentunya tidak sedikit. Biaya operasional, honor pengelolaan, biaya langganan ISP (Internet Service Provider), biaya langganan saluran telepon tersendiri dan biaya pulsa telepon apabila berkeinginan menggunakan dial-up. Sedangkan biaya perawatan termasuk penggantian suku cadang yang mengalami kerusakan baik karena umur maupun kesalahan prosedur pemakaian. Untuk menanggulangi biaya 'operasional dan perawatan tersebut, dapat dilakukan dengan mendayagunakan sistem tersebut agar mampu menghasilkan uang (income generating), antara lain dengan membuka warnet untuk umum, mengadakan pelatihan-pelatihan dan lain-lain.
5.      Sumberdaya manusia. Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan sistem pembelajaran, diperlukan sejumlah sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. Dalam hal ini termasuk guru-guru yang harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran melalui internet. Untuk keperluan itu hendaknya dilakukan identifikasi dan kemudian dipersiapkan tenaga-tenaga tersebut, apakah bisa dicukupi dari dalam ataukah harus merekrut tenaga-tenaga barn. Untuk membekali tenaga-tenaga tersebut perlu diberikan pelatihan, diperhitungkan lama waktu pelatihan, tempat pelatihan, cara pelatihan agar bisa menfhasilkan tenaga yang memiliki kualifikasi.
6.      Siswa. Yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah mengetahui sejauhmana kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan internet yang akan diselenggarakan. Kalau internet merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian besar siswa, tentunya perlu dilakukan serangkaian upaya untuk mengkondisikan agar mereka siap berpartisipasi secara aktif dalam sistim pembelajaran yang baru tersebut. Adalah hal yang tidak mudah untuk merubah kebiasaan mereka yang telah terbiasa belajar secara tatap muka secara konvensional selama bertahun-tahun, yang tentunya telah menjadi gaya belajar atau kebiasaan yang sudak mendarah daging.

C.     Pengembangan Pembelajaran Berbasis Internet
Berdasarkan kajian dan pertimbangan sebagaimana telah dibahas di atas, kemudian sistem pembelajaran internet dikembangkan melalui tiga cara pengembangan yaitu:
  1. Menggunakan sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, seperti e-mail, IRC (Internet Relay Chat), word wide web, seach engine, millis (milling list) dan FTP (File Transfer Protocol).
  2. Menggunakan sofware pengembang program pembelajaran dengan internet yang dikenal dengan Web-Course Tools, yang di antaranya bisa didapatkan secara gratis ataupun bisa juga dengan membelinya. Ada beberapa vendor yang mengembangkan Web Course Tools seperti Web CT, Web fuse, Top Class dan lain-lain.
  3. Mengembangkan sendiri program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan (tailor made), dengan menggunakan bahasa ''pemrograman seperti ASP (Active Server Pages) dan lain-lain.

Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan, misalnya pengembangan program pembelajaran dengan menggunakan fasilitas internet mempunyai kelebihan biayanya sangat murah dibandingkan yang lain, namun ada kekurangan yaitu dalam pengelolaan agak sulit karena sifatnya tidak terintegrasi. Sedangkan apabila menggunakan Web Course Tools atau pengembangan secara taillor-made biayanya jauh lebih mahal, namun memiliki kelebihannya yakni mudah dalam pengembangan dan pengelolalaannya, lebih power full, dan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk memilih salah satu cara yang akan dipakai, ditentukan pada pertimbangan berdasarkan kajian terhadap berbagai hal seperti yang telah dibahas dibagian terdahulu tadi. Namun pada dasarnya mendayagunakan internet untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan adalah hal yang sangat layak untuk segera dilaksanakan secara luas di institusi-institusi penyelenggara pendidikan di Indonesia.
Dalam implementasi pembelajaran, terdapat model penerapan yang bisa digunakan, yaitu: Selective Model, Sequential Model, Static Station Model, dan Laboratory Model. Adapun penjelasannya sebagaimana berikut:
1.      Selective Model
Model selektif ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah sangat terbatas (misalnya hanya ada satu unit komputer). Di dalam model ini, guru harus memilih salah satu alat atau media yang tersedia yang dirasakan tepat untuk menyampaikan bahan pelajaran. Jika guru menemukan bahan yang bermutu dari internet, maka dengan terpaksa guru hanya dapat menunjukan bahan pelajaran tersebut kepada siswa sebagai bahan demonstrasi saja. Jika terdapat lebih dari satu komputer di sekolah/kelas, maka siswa harus diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung.
2.      Sequential Model
Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas (misalnya hanya dua atau tiga unit komputer). Para siswa dalam kelompok kecil secara bergiliran menggunakan komputer untuk mencari sumber pelajaran yang dibutuhkan atau untuk mencari informasi baru.
3.      Static Station Model
Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas, sebagaimana halnya dalam sequential model. Di dalam model ini, guru mempunyai beberapa sumber belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bahan belajar digunakan oleh satu atau dua kelompok siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kelompok siswa lainnya menggunakan sumber belajar yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
4.      Laboratory Model
Model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di sekolah/laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan internet, di mana siswa dapat menggunakannya secara lebih leluasa (satu siswa satu komputer). Dalam hal ini, bahan belajar dapat digunakan oleh seluruh siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri.
Setiap model yang dapat digunakan dalam pembelajaran di atas masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan. Pemilihannya bergantung kepada infrastruktur telekomunikasi dan peralatan yang tersedia di sekolah. Bagaimanapun upaya pembelajaran dengan pendekatan ini perlu terus dicoba dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi di masa yang akan datang. 






2 komentar:

  1. Subhanalloh,... syukron ibuqu, kakakqu, saudariqu.... tugas makalah pak Amron ada disini semuana,.. izin copy paste ea,.. mugi barrokah elmuna. aamiin............

    BalasHapus
  2. Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT

    At least 160 000 men and women are hacking their diet with a easy and SECRET "water hack" to lose 1-2lbs each night as they sleep.

    It is effective and it works with anybody.

    This is how to do it yourself:

    1) Go grab a glass and fill it up with water half the way

    2) Now do this amazing hack

    you'll become 1-2lbs lighter in the morning!

    BalasHapus